31 Jul 2023

Forgive to Forget

 Forgive to Forget (Bagian 1)

Pengajian: Ustadz Hafidz Abdurrahman, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Weemar Aditya

Tanggal: 11-06-2023

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=AeJLCSjs7HM&t=1816s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.  Forgive to forget. Kalau kita tidak mamaafkan, maka tidak bisa melupakan, karena masih punya dendam. Kalau kita tidak pernah bisa memaafkan seseorang, maka kita tidak akan bisa melupakan hal-hal buruk yang negatif. Banyak orang yang mengatakan, “Dia minta maaf, lalu gue maafin gitu?” Padahal kalau kita tidak memaafkan, yang rugi itu kita, karena ada dendam yang tersimpan. Ternyata di dalam forgive dan forget itu ada give dan get. Kalau kita mau mendapatkan, maka kita harus memberi dulu, dimana ada keikhlasan disitu. Inti daripada forgive dan forget itu adalah keikhlasan. Kalau orang yang bilang sudah forgive tapi belum forget, sebenarnya dia belum forgive. Karena kalau dia benar sudah forgive, harusnya sudah selesai.

2. Surat As-Saffat ayat 102: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

3. Asal muasal kurban sejarahnya adalah dari Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS. Dalam Surat As-Saffat ayat 102, ada dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS dimana ada kata balaga. Oleh para ulama diterjemahkan dengan telah sampai langkah, ikhtiar, atau usaha. Para mufasir mengatakan bahwa umur Ismail dalam konteks ayat ini kira-kira 13 tahun. Pada saat itu beliau menginjak baligh. Dalam dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS disebutkan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS membuat keputusan itu tidak diputuskan sendiri. Ini adalah keputusan besar. Dalam ayat di atas, kalimat fanẓur māżā tarā oleh para mufasir diartikan sebagai: coba kamu pikirkan. Bukan melihat dengan mata, tapi coba kamu pikirkan dengan mata mu dan hati mu, bagaimana menurutmu dengan mimpi seperti ini. Jawaban yang menarik dari Nabi Ismail AS menunjukkan walaupun beliau baru berumur 13 tahun, tapi jawabannya luar biasa, “abatif'al mā tu`maru (Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu). Kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi Ismail AS itu sadar bahwa mimpi ayahnya itu bukan mimpi biasa. Perintah itu menunjukkan bahwa ini bukan mau ayahnya sendiri. Pada saat itu Nabi Ibrahim AS sendiri sempat ragu apakah ini betul mimpi dari Allah yang merupakan wahyu atau dari setan. Para mufasir menjelaskan bahwa mimpinya itu tanggal 8 Dzulhijah. Peristiwa berikutnya itu tanggal 9 Dzulhijah. Setelah Nabi Ismail AS menjawab, in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn. Kata minaṣ-ṣābirīn ini dipakai oleh Allah ketika menceritakan tentang Nabi Ismail AS. Para mufasir menjelaskan itu menunjukkan mubalaghah. Berbeda dengan dialog Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS. Disana Allah tidak menggunakan kata minaṣ-ṣābirīn tapi ṣābiran. Karena Nabi Musa AS itu sifatnya temperamental, dan saat itu dipaksa harus bersabar. Tetapi dalam kasus Nabi Ismail AS, Allah memilih kata minaṣ-ṣābirīn. Hal ini menunjukkan kedalaman makna yang luar biasa. Engkau akan mendapati aku diantara orang-orang yang bersabar.

4. Berdasarkan tafsir dari Surat As-Saffat ayat 102 di atas Allah ingin menunjukkan bahwa perintah kepada Nabi Ibrahim AS itu setelah proses yang panjang. Dalam Kitab Raudhatul Muhibbin (Kitab Orang-Orang yang Mencinta) dari Ibnu Qayyim, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS itu mempunyai istri yang cantiknya luar biasa, bernama Sarah yang kemudian menjadi ibu dari Nabi Ishaq AS. Tetapi beliau lebih mencintai Hajar. Dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim AS itu naik Buraq untuk menjenguk Hajar, saking cintanya. Beliau meminta kepada Allah agar diberikan keturunan dan lalu diberi oleh Allah. Pada saat anaknya sudah mulai dewasa dan bisa diajak untuk bekerja, lagi sayang-sayangnya, ternyata disuruh Allah untuk disembelih. Hanya orang yang bisa merasakan puncak dari kenikmatan, maka dia akan tahu apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS.

5.  Kenikmatan itu ada 3. Yang pertama, disebut dengan kenikmatan jasmani. Contoh: Punya rumah, mobil, bisa makan. Yang kedua, disebut kenikmatan yang sifatnya non-fisik. Contoh: Orang yang menikmati kekuasaan, popularitas, kebanggaan. Kenikmatan yang ketiga adalah kenikmatan ruhani atau kenikmatan cinta. Ini bukan cinta biasa, tapi cinta pada Allah Subhanahu wa ta'ala. Itulah yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika diminta oleh Allah untuk menyembelih putranya.

6.  Surat Al-Hajj ayat 37: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

7. Dalam Surat Al-Hajj ayat 37 di atas Allah menyampaikan bahwa yang sampai kepada Allah itu bukan darah atau daging dari hewan kurban. Kenapa Allah memberikan gelar Khalilullah (kekasih Allah) kepada Nabi Ibrahim AS? Khalil itu adalah kekasih yang tidak menduakan cintanya. Kekasih yang cintanya itu hanya untuk Allah. Hal ini dibuktikan oleh Nabi Ibrahim AS ketika sedang senang-senangnya, punya putra yang diharapkan, dari wanita yang sangat dicintai, tiba-tiba Allah menyuruh disembelih. Allah tidak ingin Nabi Ibrahim AS itu membagi cintanya dengan yang lain. Karena Nabi Ibrahim AS itu lulus diuji oleh Allah dengan ujian tersebut, maka kemudian ditebus dengan sembelihan yang besar. Ibnu Abbas RA dalam tafsir dari ayat di atas mengatakan bahwa Allah mendatangkan kambingnya Habil (anak dari Nabi Adam AS) yang diterima kurbannya oleh Allah, lalu kurbannya diangkat ke surga. Dalam peristiwa Nabi Ibrahim AS tadi, kambing itulah yang diturunkan oleh Allah untuk mengganti Nabi Ismail AS.

8. Filosofi dibalik peristiwa kurban itu adalah cinta. Seandainya bukan karena cintanya yang begitu luar biasa kepada Allah, maka apakah sanggup Nabi Ibrahim AS menyembelih putranya? Jawabannya tidak akan sanggup. Kalau Nabi Ibrahim AS hanya bertumpu pada kenikmatan pertama (kenikmatan fisik) dan kenikmatan kedua (kenikmatan non-fisik), maka tidak akan bisa. Puncak dari nikmat itu adalah Mahabbatullah. Ketika seseorang sudah mendapatkan rasa cinta kepada Allah, maka dia akan sanggup untuk mengorbankan apapun. Dan kisah Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS menggambarkan hal itu.  

9. Ketika seseorang semakin tinggi maqam atau kedudukannya, maka ujiannya akan semakin berat. Dari 124 ribu nabi dan rasul itu hanya 2 yang mendapatkan gelar sebagai Khalilullah, yaitu Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Muhammad ﷺ. Dari sekian banyak nabi dan rasul, yang ujiannya paling berat, ya kedua rasul ini, Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Muhammad . Ini semua kaitannya dengan pembuktian cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

10.Kenapa orang sanggup berkurbanSetelah Sayyidah Khadijah RA wafat, yang paling dicintai oleh Rasulullah  adalah Sayyidah Aisyah RA. Tetapi meskipun begitu, ditengah malam Nabi Muhammad  meninggalkan Aisyah RA untuk Sholat Tahajud. Hal ini menunjukkan bahwa cintanya Rasulullah  kepada Allah itu begitu luar biasa. Sampai dalam salah satu riwayat dikisahkan Sayyidah Aisyah RA itu pada suatu malam meraba-raba mencari Rasulullah  yang sebelumnya ada di sebelahnya. Ternyata Rasulullah ﷺ sedang Sholat Tahajud. Adanya Mahabbahtullah inilah yang menyebabkan kekasih Allah itu sanggup berkurban. Ketika seseorang bertakwa, maka dia akan sanggup untuk memberikan yang terbaik. Jadi tidak ada kata sayang kalau untuk Allah. Itu karena pembuktian cintanya tadi.

11.Buya Hamka setelah ditinggalkan oleh istrinya menambah waktu sholat dan membaca Al-Qur’an nya. Beliau ingin membuktikan kepada Allah bahwa cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada istrinya. Beliau khawatir kesedihannya setelah ditinggal istrinya itu membuat Allah “cemburu”. Jadi beliau melakukan sesuatu yang tidak dilakukan sebelumnya. Itulah pembuktian cinta beliau kepada Allah.

12.Surat Al-Hajj ayat 36: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.

13.Seorang istri sering menangih bukti cinta dari suaminya. Bagi seorang suami yang baik dan sudah mahabbah kepada istrinya, maka ia tidak perlu ditanya lagi, karena dia pasti akan memberikan. Kalau kata orang Barat, “Your wish is my command.“  Bagi orang yang mencintai, kenikmatan nya itu adalah saat memenuhi permintaan atau saat membuat senang yang dicintai. Hal ini sulit dipahami oleh orang yang masih di tahap berkhayal atau imajiner.

14.Ada tiga macam orang. Yang pertama, mendahulukan dirinya sendiri. Yang kedua, sama-sama, saat kita mendapatkan sesuatu, maka minimal orang lain juga bisa mendapatkan hal yang sama. Yang ketiga, orang yang bisa mendahulukan sahabatnya dari dirinya sendiri, walaupun dia hidupnya susah. Inilah yang terjadi pada para sahabat Rasulullah . Ini baru orang yang bisa mencapai level pengorbanan.

15.Bagaimana cara agar bisa mencintai orang lain melebihi mencintai diri kita sendiri? Ini semua keluarnya dari iman, ini disebuh ihsan. Mereka mengutamakan orang lain walaupun diri mereka sebenarnya membutuhkan. Hal ini dilakukan karena cintanya kepada saudaranya. Sebenarnya seseorang bisa memberi kepada orang lain itu adalah bagian dari iman. Konteksnya adalah syukur. Ketika seseorang bersyukur kepada Allah, maka pertama dia mengakui bahwa yang diterima itu adalah nikmat yang Allah berikan.

16.Ibnu Qayyim menyebutkan ada 3 rukun syukurPertama itu mengakui nikmat dari Allah. Yang kedua, memuji Dzat yang memberi nikmat (Allah). Yang ketiga, dengan menggunakan kenikmatan itu untuk melakukan kebaikan. Jadi kalau kita tidak melakukan salah satu dari ketiga rukun syukur ini berarti kita belum bersyukur. Jadi orang yang sanggup untuk mengorbankan dirinya sebenarnya adalah bentuk dari rasa syukur. Pengakuan dia atas nikmat yang Allah berikan kepada dia dan ia sanggup untuk memberikan kepada orang lain. Kalau dia tidak punya pikiran, perasaan, dan keyakinan seperti itu maka tidak akan mungkin dia bisa memberi ke orang lain, pada saat dia juga sedang membutuhkan.

17.Dalam sebuah hadist disebutkan, iman itu ada 2Separuhnya sabar dan separuhnya lagi syukur. Ini sama dengan ketika seseorang berkurban. Tujuannya supaya bersyukur. Ada seorang ulama yang berdoa: “Ya Allah, dulu hamba ini telanjang. Engkau kemudian tutupi aku dengan pakaian. Maka segala puji untukmu.” Jadi, coba kita hitung semua nikmat dari Allah. Itulah pengakuan nikmat. Ketika seseorang mendapatkan nikmat, maka dia mengakui dan memuji Allah yang memberi nikmat itu kemudian dia bersyukur. Minimal syukur itu dengan lisan. Ketika seseorang menjadi dermawan, maka itu adalah manifestasi dari rasa syukur.

18.Ada pepatah Arab yang berbunyi, “Tidak ada terima kasih atau syukur atas perkara-perkara yang wajib.“ Jadi kalau ada orang yang merasa bahwa memang seharusnya ini menjadi miliknya, maka dia tidak akan bersyukur. Dia merasa memang Allah seharusnya menghidupi atau memberi makan dirinya, maka dia jadi tidak bersyukur. Tetapi ketika dia merasa bahwa seharusnya dia tidak mendapatkan yang diterima saat ini. Contoh: Dia jarang ibadah tetapi mendapatkan nikmat dari Allah. Di situ baru ada rasa syukur. Ketika dia merasa yang didapatkan itu tidak pantas buat dia. Tetapi kalau dia merasa ini sudah seharusnya atau wajib dia terima, maka dia tidak bersyukur. Contoh: Seorang anak yang mengatakan kepada bapaknya, “Ya bapak kan memang seharusnya memberi saya makan. Ngapain saya harus bersyukur. Itu memang kewajiban bapak.“ Tetapi kalau dia punya pikiran yang lain, bahwa sebenarnya kalau bapaknya tidak mau memberi dia makan, itu sebenarnya urusan bapaknya. Karena bapaknya sudah memberi dia makan, dan dia mendapatkan sesuatu yang tidak di value atau dianggap wajib diberikan, maka dia akan jadi bersyukur.

19.Penting untuk punya pikiran yang positif kepada Allah. Contoh: “Saya sedang diuji dengan berbagai macam kekurangan dari Allah. Tapi saya tetap berpikir positif.” Dia selalu mengucapkan: “Alhamdulillah ala kulli hal(Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan)“. Jadi dalam keadaan apapun dia selalu bersyukur. Nikmat yang paling nikmat itu adalah nikmat kesehatan, dan ini tidak bisa dibeli. Itu Allah yang kasih. Cuma kadang-kadang orang tidak merasa bahwa itu nikmat. Seolah-olah orang yang hidup dan diberikan kesehatan itu bukan nikmat. Padahal kalau dia sakit berapa yang harus dia bayar untuk berobat?  

20.Cinta itu melahirkan pengorbanan. Seseorang bisa memberikan pengorbanan sebagaimana mestinya itu karena dia mensyukuri. Menyadari nikmat yang dia dapatkan. Positive thinking kepada Allah. Sehingga dalam situasi apapun dia selalu bisa bersyukur. Dia selalu bisa memberikan yang terbaik kepada Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Kalau kamu mengagungkan Allah terhadap apa yang sudah Allah anugerahkan kepadamu, agar kamu bersyukur.“ Makanya puncak iman itu adalah percaya kepada qada dan qadar Allah. Jadi kalau Allah mentakdirkan kita seperti saat ini, apapun kondisinya, maka tetap saja kita terima dengan berlapang dada. Apapun yang Allah perintahkan, maka kita jalankan.

21.Kita harus banyak husnuzan agar bersyukur atau harus bersyukur dulu? Prinsipnya kita harus husnuzan. Husnuzan itu artinya kita menaruh harapan yang tinggi kepada Allah (Ar Roja). Ketika kita menaruh harapan yang tinggi kepada Allah itu kita tidak ingin kehilangan kesempatan. Termasuk diantaranya memberikan kesempatan yang terbaik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

22.Banyaknya pengorbanan kita kepada Allah adalah bukti cinta kita kepada Allah. Makanya ketika Allah berbicara tentang kurban, tidak menyebutkan itu sebagai sebuah kewajiban. Kenapa? Karena kalau itu adalah sebuah kewajiban, maka akan ada orang yang merasa beban, bagi yang belum siap. Cinta itu akan menjadi pembeda orang yang siap dengan yang tidak siap. Contoh: Ada 4 orang bersaudara. Kalau anak itu benar-benar sayang dengan ibunya, ibunya minta sekali, maka dia akan langsung melaksanakan. Tetapi bagi anak yang belum terlalu sayang ibunya, maka itu akan jadi berat banget rasanya. Jadi berat itu untuk orang-orang yang belum punya rasa cinta. Tetapi bagi orang yang sudah punya rasa cinta, dia tidak terlalu merasa berat. Semakin besar pengorbanannya, maka akan semakin merasa berharga dia.

23.Being blue is another kind of beauty. Menjadi sedih karena cinta itu adalah bentuk lain dari keindahan. Sedih, tapi karena melakukan untuk yang kita cintai. Contoh: Sedang berdakwah lalu mendapat masalah (problem), misalnya dipersekusi. Itu sedih. Ini seperti yang dialami oleh Nabi Musa AS ketika akan ditangkap oleh Firaun, beliau berdoa kepada Allah. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang dia yakini dan cintai, maka dia akan berdoa, “Ya Allah, lihat aku ya Allah.“

24.Seseorang berkurban itu karena pembuktian cinta. Hukum kurban itu sebenarnya sunnah muakadWalaupun dalam Mazhab Hanafi dipandang fardhu karena perintahnya dalam Surat Al Kautsar itu bersama dengan perintah sholat. Tetapi di mazhab selain Mazhab Hanafi dipandang sunnah muakad. Jadi kalau seseorang sudah cinta kepada Allah, lalu Allah perintahkan untuk berkurban, walaupun itu tidak wajib, maka dia akan berkurban. Sunnah muakad itu adalah sunnah yang kalau tidak dikerjakan itu kita merasa malu. Makanya Rasulullah  tidak pernah meninggalkan kurban. Di dalam kitab fikih sunnah itu ada 3 sunnah yang tidak pernah ditingggalkan oleh Rasulullah ﷺ. Salah satu diantaranya adalah berkurban.

25.Pada saat Rasulullah  melaksanakan haji wada, ada yang menyebutkan bahwa yang melaksanakan haji wada itu sekitar 100 ribu orang. Hanya 2 orang, yaitu Rasulullah  dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA yang melakukan haji qiran (melakukan umrah sekaligus haji), para sahabat yang lain melakukan haji tamattu (ibadah umrah dulu baru ibadah haji). Yang wajib untuk membayar DAM itu ada 2, haji qiran dan haji tamattu. Orang yang haji ifrad tidak wajib bayar DAM. Berapa jumlah hewan yang disembelih sendiri oleh Rasulullah  saat haji wada? Jumlahnya ada 63 ekor, sesuai dengan jumlah usia beliau saat itu. Hewan itu disembelih dengan tangan Rasulullah  sendiri. Kalau kita melihat hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Kurang apa Rasulullah  berkurban? Demikian juga dengan para sahabat Rasulullah ﷺ. Bagaimana mereka mengorbankan hartanya. Contoh: Abdurrahman bin Auf RA. Dalam salah satu kitab disebutkan infaknya untuk jihad saja lebih dari 40 ribu dinar (sekitar 400 miliar). Belum lagi yang digunakan untuk membebaskan budak (sekitar 30 ribu dinar atau 30.000 budak). Kalau bukan karena cinta, apa yang dicari oleh seorang Abdurrahman bin Auf RA? Dalam Surat Al-Hajj Allah sampai mengatakan kalau bukan karena ketakwaan maka orang tidak akan sanggup melakukan itu.

26.Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman, “Hamba-Ku akan terus-terusan mendekat kepada Ku melakukan amal-amal nafilah sampai Aku mencintainya. Kalau aku sudah mencintainya maka akan Aku berikan semuanya.“ Jadi pengorbanan itu akan menghasilkan cintanya Allah. Ketika kita mencintai Allah itu menuntut pengorbanan dan pengorbanan itu tidak akan sia-sia. Itu akan kembali dalam bentuk cinta-Nya Allah kepada kita, dan itu akan jauh lebih besar.

27.Pada saat kita mengakui Allah, memuji Allah, dan menggunakan nikmat-Nya Allah untuk melakukan ketaatan, termasuk saat diperintahkan untuk berkurban, maka kita berkurban. Itu sebenarnya adalah bentuk syukur. Ketika kita melakukan hal itu, pasti akan Allah tambah, akan Allah ganti dengan yang lebih besar dan lebih baik dari apa yang sudah kita berikan. Itu adalah janjinya Allah. Ketika Allah berbicara tentang kurban di dalam Al-Qur’an, maka ada orang yang fakir dan meminta-minta. Tetapi ada juga orang yang fakir tapi dia malu untuk meminta-minta. Maka kita harus punya kepedulian. Dorongan iman yang menuntut kita untuk memberikan kepada mereka, baik yang meminta maupun yang tidak meminta. Kalau kita mencintai orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri, maka orang belum ngomong saja kita sudah tahu.

28.Menurut Mazhab Syafi’i, status daging hewan kurban itu bisa dibagi 3. Sepertiga (1/3) bagian menjadi hak orang yang berkurban. Sepertiga nya (1/3) lagi untuk sedekah kepada fakir dan orang miskin. Sepertiganya (1/3) lagi untuk hadiah. Di siuilah orang non-muslim bisa dapat. Kurban ini juga bisa jadi wasilah untuk berdakwah. Pada saat kita kasih daging kurban maka orang lain akan merasa senang, dan mereka menjadi lebih terbuka. Orang yang ngasih kurban merasa senang, orang yang menitipkan hewan kurban juga merasa senang, karena kurban peruntukannya jelas.

29.Filosofi sunnah muakad bagi seorang muslim, apalagi bagi yang mampu itu kalau ditinggalkan seharusnya ia merasa malu. Bahkan papinya Ustadz Felix dalam 10 tahun terakhir selalu mau ikut berkurban. Ustadz Felix tetap bilang ke papinya bahwa karena beliau belum muslim, maka kurbannya atas nama Ustadz Felix saja. Kalau mau atas namanya sendiri, maka beliau harus log in dulu ke Islam. Semoga beliau dimudahkan untuk mendapatkan hidayah dari Allah. Walaupun ayahnya Ustadz Felix bukan muslim, tapi beliau juga bisa mendapatkan bagian dari kebahagiaan ketika ikut berkurban. Ini bisa menjadi penyemangat bagi kita semua.


Manusia Diciptakan Dengan Karakter Pemenang

 Manusia Diciptakan Dengan Karakter Pemenang (Part 1) | Book Review: Menjadi Muslim Hebat-Part 15

Pengajian: Ustadz Oemar Mita

Tanggal: 17-05-22

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=cNVVe9FVe1w&t=1s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.Manusia dalam pusaran ilmu itu terbagi ke dalam 4 kelompok. Yang pertama, dia tahu dirinya berilmu, maka dia beramal dan mendakwahkannya. Yang kedua, orang yang tidak mengetahui kalau dirinya berilmu, sehingga orang yang semacam ini harus dibangunkan dan disadarkan kalau dirinya orang yang berilmu. Yang ketiga, orang yang mengetahui dirinya bodoh, ia mengetahui kadar dirinya, lalu memecut dirinya untuk terus belajar dan mengkaji. Yang keempat adalah orang yang bodoh, tapi tidak sadar kalau dirinya bodoh. Dia malah sok tahu, sok pintar. Akhirnya ia menolak setiap nasihat. Kalau berbicara agama tidak pernah menakar dirinya, atas kebodohan yang ia miliki. Inilah seburuk-buruknya manusia. Kita memohon kepada Allah agar kita setidaknya masuk ke dalam kelompok ketiga, kedua, atau yang pertama. Kalau kita merasa bodoh, maka kita akan terus belajar dan terus menerima nasihat yang datang dari siapapun. Selama nasihat itu sesuai dengan petunjuk dari Al-Qur’an dan sunnah rasulullah ﷺ.

2.Siapapun yang mendapatkan 3 hal dalam hidupnya yaitu rasa sehat, rasa aman, dan telah diberikan kecukupan untuk dikonsumsi, maka seakan-akan telah dikumpulkan seluruh dunia untuknya. Ada banyak saudara kita yang tidak diberikan rasa sehat ketika bangun di pagi hari. Ada yang diberikan sehat, tetapi tidak diberikan rasa aman. Contoh: Saudara kita di Palestina dan di daerah kaum muslimin lain yang masih bergejolak. Ada yang diberikan sehat, diberikan rasa aman, tetapi ia tidak mendapatkan harta yang cukup untuk dikonsumsi pada hari itu. Maka kita harus selalu bersyukur kepada Allah. 

3.Orang yang beriman, akan bersyukur atas segala hal. Karena ia tidak pernah kehabisan alasan untuk bersyukur. Apapun yang Allah berikan, itulah yang terbaik. Mungkin Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi pasti Allah memberikan apa yang kita butuhkan pada kehidupan.

4.Dari proses penciptaan manusia, kita mengetahui bahwa karakter manusia itu bukan untuk menjadi pecundang. Tetapi dijadikan oleh Allah sebagai pemenang. Karena dari proses penciptaannya pun sudah memiliki makna filosofis yang sangat dalam. Ia menjadi pemenang diantara jutaan bahkan milyaran sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang wanita, dan akhirnya menjadi janin yang dilahirkan. Filosofi untuk menjadi pemenang sudah didik oleh Agama Islam sejak pertama kali ia diciptakan. Makanya kita juga dididik terus oleh Allah untuk menjadi pemenang dan menjadi orang yang terhebat.

5.Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk kalau kita mau berdoa tentang surga, “Kalau kalian berdoa, meminta kepada Allah, maka mintalah Surga Firdaus yang paling tinggi.” Disini kita dididik kembali oleh Allah dan rasul-Nya. Bahkan ketika meminta, maka itu menunjukkan kualitas kita sebagai orang yang terhebat. Karena kita tidak meminta yang biasa, yang pinggiran, tapi minta surga yang paling tinggi.

6.Terkadang kita membaca filosofi yang berasal dari barat, membaca quotes dari ilmuan atau peneliti barat. Tapi kita justru melupakan bahwa tidak ada yang terhebat kecuali datang dari Allah. Hasil yang terbaik juga datang dari Allah dan Rasul-Nya.

7.Pembahasan menjadi muslim hebat sangat penting supaya tidak ada inferiority complex. Tidak ada perasaan minder dan rendah diri dalam kehidupan seorang mukmin. Seorang mukmin harus memiliki izzah. Kaum muslimin adalah kaum yang ditinggikan oleh Allah, jika betul-betul beriman.  

8.Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada yang sanggup menandinggi ketinggian Islam yang telah ditinggikan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Yang menjadikan rendah itu karena kaum musliminnya. Ketika kaum muslimin tidak memiliki karakter hebat dan karakter pemenang di dalam kehidupan agama yang sudah ia dapatkan dari Allah. Inilah hidayah yang terbaik yang diberikan oleh Allah dalam kehidupan kita. Supaya kita menjadi orang yang terbaik pula di dalam agama yang telah Allah berikan dalam kehidupan kita.   

9.Kita perlu mempelajari bagaimana dengan mengelola kendali diri bisa memaksimalkan dan melesatkan potensi diri kita. Karena tidak akan mungkin kita bisa menjadi orang yang terhebat, kalau kita masih terbebani dengan kendala-kendala diri. PR internal ada di dalam diri kita. Maka kita harus berupaya untuk menyelesaikan satu per satu kendala diri kita. Musuh terbesar kita adalah diri kita.

10.Kita memiliki beberapa kekurangan, supaya Allah mengetahui siapa yang berusaha melewati satu per satu keterbatasan fisik dan kemampuannya untuk menuju kriteria yang diridhai oleh Allah. Orang yang terhambat pada kendala dirinya, maka ia tidak akan berhasil untuk melejitkan dirinya.

11.Salah satu kendala diri kita adalah suka overthinking atau under-estimate terhadap segala sesuatu. Dalam Syariat Islam kita diberitahu agar selalu positive thinking dalam melihat segala sesuatu. Kita juga diminta untuk membicarakan hal yang baik, karena ini akan menunjukkan optimisme. Hal yang baik itu akan diaminkan oleh para malaikat.

12.Kenapa Allah merahasiakan masa depan? Agar kita berprasangka yang baik, merencanakan yang terbaik, dan berdoa secara maksimal. Supaya kita optimis terhadap apa yang akan terjadi di kemudian hari.

13.Pada diri manusia itu terdapat sebuah penyakit yang menjadi musuh untuk meningkatkan kualitasnya.  Musuh itu adalah suka haus dengan pujian. Hal ini ada pada diri setiap manusia, kecuali orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Contoh: Para rasul, para nabi, dan para sahabat Nabi Muhammad  yang telah mendapat janji akan dimasukkan ke surga. Padahal pujian ini berbahaya pada kehidupan kita, kalau menjadi obsesi dan tujuan dalam kehidupan kita.

14.Surat Ali Imran ayat 188: Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.

15.Dalam Surat Ali Imran ayat 188 diatas, Allah menyebutkan penyakit dasar pada manusia itu adalah suka dipuji. Kalau kita tidak berupaya untuk membebaskan diri kita dan bertekad kuat untuk membebaskan hati dan pikiran kita dari pujian manusia dan popularitas dari manusia, maka kita tidak akan pernah bisa mengembangkan potensi diri kita menjadi kebaikan. Karena kehebatan yang kita bangun dihadapan Allah tidak akan pernah terwujud selama fokus dan target yang kita inginkan itu bukan Allah, tetapi manusia.

16.Riya atau mencari pujian diantara manusia itu termasuk penyakit yang berbahaya dalam kehidupan kita. Penyakit ini begitu lembut, sangat halus, tidak terasa. Makanya Rasulullah  mengilustrasikan penyakit riya pada kehidupan hati manusia sebagaimana semut hitam, diatas batu hitam, ditengah kegelapan malam. Tentunya mata biasa tidak akan bisa melihatnya. Kita juga tidak akan bisa merasakannya, kecuali kita menduduki semut itu, dan semut itu menggigit kita, baru kita merasa kalau di situ ada semut. Penyakit riya ada pada setiap manusia. Ini dapat mengubur kualitas kehidupan manusia. Tidak akan pernah berkualitas apapun yang kita lakukan selama kita gagal menaklukan penyakit ini.

17.Mengapa penyakit riya dibenci oleh Syariat islam? Perkara yang dilarang oleh syariat itu artinya berbahaya untuk diri kita, kehidupan kita dan kesehatan kita. Mengapa riya dikatakann syirik kecil? Karena ia berbahaya sekali. Pastinya ada keburukan jika orang berbuat riya di dalam kehidupannya.

18.Kenapa kita dilarang untuk begadang? Walaupun ini bukan termasuk kategori haram, tapi makruh. Rasulullah bersabda, “Saya tidak suka berbicara banyak setelah Sholat Isya.” Nabi kalau setelah Sholat Isya hanya berbicara sebentar dengan para sahabat, lalu pulang ke rumah. Berbicara sebentar dengan istrinya, lalu beliau tidur. Setelah sekian ratus tahun barulah kita mengetahui kenapa Nabi Muhammad  tidak suka begadang setelah Sholat Isya. Ternyata berdasarkan hasil penelitian medis, orang yang suka begadang lebih rentan terkena penyakit serius dibandingkan orang yang disiplin tidur setelah Sholat Isya. Ketika kita tidur setelah Sholat Isya maka akan mengistirahatkan bagian dalam dari tubuh, karena pemilik tubuhnya sudah tidur. Jadi kesimpulannya tidak ada perkara yang dimakruhkan atau diharamkan dalam Agama Islam kecuali di dalamnya ada keburukan.

19.Kenapa mencari pujian dari manusia (riya) dimasukkan sebagai kesyirikan?

· Pertama, Orang yang ingin dipuji, ingin mendapatkan tepuk tangan dari manusia dan popularitas adalah orang yang paling terbebani di dalam hidupnya. Karena setiap jam, setiap menit dia hanya memikirkan cara untuk mendapatkan keridhaan dari manusia. Akhirnya hidupnya dari satu tepuk tangan ke tepuk tangan berikutnya, walaupun karena itu terkadang ia harus mengorbankan keluarganya. Lama-lama ini akan menggerogoti dan membuat jiwanya menjadi keropos. Contoh: Orang yang mengalami ganguan kejiwaan narsistik. Dampaknya secara psikis berat. Karena orang semacam ini tidak bisa menerima sebuah masukan dan kritikan. Karena yang ia inginkan pujian bukan kritikan dan masukan. Jadi ini dilarang karena akan menjadikan manusia itu rentan. Hidupnya terpenjara dengan yang diinginkan manusia lain. Padahal kita paham, dalam kehidupan ini kita tidak mungkin mendapatkan keridhaan dari seluruh manusia.

· Kedua, karena akan menggerogoti dan mengurangi kekuatan yang ada di dalam diri kita. Karena akhirnya kita tidak akan siap untuk mendapatkan kritikan. Makanya manusia berusaha terus untuk mendapatkan pujian dengan menghalalkan segala macam cara dalam hidupnya. Contoh: Kalau dia mau dipuji karena kecantikannya, maka ia akan berusaha dengan berbagai macam suntikan dan operasi plastik agar tetap cantik. Orang seperti ini hatinya keropos. Bisa jadi ia tersenyum diantara manusia, tapi dia menangis saat berada di kamar mandi.      

20.Imam Syafi’i berkata, “Kalau kamu hanya hidup untuk mendapatkan keridhaan manusia, maka akan sangat mustahil didapatkan.” Kita bisa saja dipuji oleh suatu kaum, tapi tidak dipuji oleh kaum yang lainnya, karena itulah sifat manusia.

21.Di beberapa negara ada orang yang bunuh diri karena hujatan. Padahal kalaulah kita memiliki kebesaran jiwa, bahwasanya hidup kita tidak akan lepas dari orang yang suka dan tidak suka, yang mem-bully kita, mungkin bisa jadi tingkat bunuh diri karena hujatan itu bisa berkurang atau diminimalisir. Jadi dibalik setiap pujian yang diberikan oleh manusia, ada hati yang keropos, baik dia sadari atau tidak disadari.

22.Kenapa kita diperintahkan untuk ikhlas dalam beribadah dan melakukan ketaatan? Bahkan salah satu inti dari hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad  adalah untuk bisa ikhlas. Hal ini baru akan terjawab ketika kita mengetahui keburukan kalau hidup kita hanya untuk menanti pujian dari manusia. 

23.Ibnu Rajab mengatakan, ”Sesungguhnya haditsnya Nabi Muhammad  ada lebih dari 1 juta (mengacu kepada hadist yang dihafal oleh Imam Ahmad bin Hanbal). Dari 1 juta hadist itu, intinya ada 3. Pertama, segala amal tergantung dari niatnya. Yang kedua, hadits dari Aisyah RA. Bahwasanya amal itu tergantung dari ilmunya. Yang ketiga hadits dari An-Nukman bin Basyir. Yaitu tentang harta yang harus bersih dari yang haram dan syubhat. Yang hahal itu jelas dan yang haram itu jelas. Yang tidak jelas itu berada diantara yang halal dan haram.” Jadi inti hadits pada ketiga hal diatas, sepertiganya terletak pada niat.

24.Kenapa masalah niat itu penting? Karena itulah yang akan mengistirahatkan hati kita. Karena jika mengikuti perkataan manusia itu akan membuat kita lelah dan letih. Kita butuh istirahat. Istirahatnya itu ketika kita sudah menghadapkan hati, jiwa, dan pikiran kita hanyalah untuk mencari keridhaan Allah. Tepuk tangan manusia itu bisa membunuh kita jika tidak kita sadari, jika kita tidak berhati-hati. Makanya hal ini diantisipasi oleh Syariat Islam.

25.Jika kita hanya mengharap pujian dari manusia maka kita tidak akan mengejar kualitas dalam beribadah. Yang penting sudah mendapat pujian manusia, maka sudah merasa cukup. Makanya Allah mengingatkan dalam Surat Ali Imran ayat 188 diatas. Agar kita menelisik ke dalam diri kita. Apakah kita sudah berinteraksi pada hati kita untuk menyembuhkan penyakit hati untuk dipuji dan dilihat oleh orang lain? Padahal pada saat itu kita terpenjara.

26.Pujian manusia itu hanya sepanjang lidahnya. Sebesar apapun kita dipuji oleh manusia, lalu kita mengorbankan apapun untuk mengejar pujian manusia, maka kita harus ingat, bahwa pujian manusia itu tidak absolut, tidak mutlak. Bisa jadi kita sebenarnya itu tidak patut untuk dipuji. Bisa jadi kita tidak melakukan apa-apa, tapi orang lain menyangka kita yang melakukan hal itu, lalu kita dipuji, dan kita menikmati pujian untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. 


Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim (Bagian 1)  | 

 Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim (Bagian 1) 

| Book Review: Menjadi Muslim Hebat

Pengajian: Ustadz Oemar Mita

Tanggal: 12 Juli 2022

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yqnW15D60ns&t=1859s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.Mendapatkan pemahaman yang benar adalah salah satu kenikmatan besar setelah kenikmatan Islam. Jadi jangan menganggap kenikmatan yang besar itu pada rumah kita, mobil kita, dan harta yang kita kumpulkan. Pemahaman yang benar adalah pemahaman sebagaimana yang dimiiki oleh Rasulullah  dan para sahabatnya. Maka kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ agar diberi jalan ilmu sebagaimana ilmu yang ditunjukkan oleh Rasulullah . Ilmu pada dasarnya menjadikan yang bengkok menjadi lurus. Menjadikan yang keruh menjadi bening. Menjadikan yang buntu menjadi lapang. Permasalahan dalam kehidupan solusinya ada pada ilmu.

2.Allah tidak mengabulkan setiap keinginan kita karena tidak semua keinginan kita baik untuk kehidupan kita di akhirat nanti. Inilah yang menjadikan kita bersyukur. Dengan bersyukur maka kita akan semakin sederhana dalam memandang kehidupan. Bahwasanya Allah telah mencukupi semua kebutuhan kita, maka kita akan semakin menyederhanakan keinginan-keinginan dalam kehidupan kita.

3.Ustadz Oemar Mita pernah bertanya kepada gurunya, “Apa tanda dari seorang laki-laki yang bertanggung jawab? Gurunya menjawab, “Laki-laki yang bertanggungjawab itu cirinya banyak. Salah satunya adalah ketika mereka sederhana di dalam keinginan.” Inilah yang menjadikan kita bersyukur atas semua karunia dan anugerah yang Allah berikan kepada kita, supaya semakin sederhana keinginan kita.

4.Semakin sedikit keinginan yang kita milki, maka semakin lapang dan semakin mudah bagi kita meraih kebahagiaan. Jarak antara kita dengan kebahagiaan adalah sebatas pada barang yang belum kita dapatkan pada saat kita menginginkannya. Pada saat kita sederhana di dalam keinginan, maka hati kita akan menjadi tenang dan bahagia, serta merasa cukup dengan yang Allah berikan pada kehidupan kita.

5.Bagaimana cara menciptakan hati yang sederhana di dalam keinginan? Yaitu dengan semakin bersyukur. Semakin kita bersyukur, maka semakin sederhana dalam memiliki keinginan. Karena sumber kegelisahan itu dari keinginan. Semakin banyak keinginan, maka akan semakin tidak bisa memaknai setiap karunia yang sudah Allah berikan di dalam kehidupan kita.

6.Sesungguhnya hidup kita pasti cukup kalau hanya memenuhi kebutuhan, karena kebutuhan kita sudah dicukupi oleh Allah. Tapi kehidupan kita tidak akan pernah cukup kalau kita terlalu banyak memiliki keinginan. Dunia ini cukup untuk seluruh manusia dari Timur ke Barat, kalau yang dipenuhi hanya kebutuhan. Tetapi dunia ini tidak akan cukup untuk satu orang, kalau orang ini memiliki banyak keinginan.

7.Salah satu kewajiban iman kita kepada Allah adalah menjadi pribadi-pribadi yang di ridhai dan dicintai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah tidak hanya melulu dengan beribadah (melaksanakan sholat, sedekah, haji dan umrah), tapi juga dengan memiliki karakter-karakter keislaman yang bisa menjadikan kita istimewa di hadapan Allah.

8.Rasulullah ﷺ menyampaikan,“Allah itu senang kepada seorang hamba yang bertakwa dan selalu menyembunyikan amal ibadahnya.” Ini adalah orang yang memiliki karakter tidak suka show off terhadap ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan. Pembentukan karakter di dalam keimanan itu adalah satu paket utuh dalam menerima keislaman dan keimanan. Banyak orang yang beribadah tetapi belum tentu ia dicintai dan di ridhai oleh Allah. Padahal pendidikan dari Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya menjadi sholeh dengan ketaatan dan ibadah yang kita lakukan, tetapi juga memiliki kerakter kuat yang diridhai oleh Allah.

9.Sifat dasar manusia itu malas, tidak memanfaatkan waktu, suka berpikiran yang buruk, suka memberi alasan dan berkilah atas apa yang seharusnya mereka kerjakan. Karakter-karakter ini Allah jadikan ada pada manusia dengan tujuan menjadi bahan ujian dari Allah. Siapa yang berusaha bersungguh-sungguh menyelesaikan satu per satu kendala yang ada pada dirinya, supaya mampu melejitkan potensi dirinya dihadapan Allah untuk kebaikan hidup dunia dan akhiratnya.

10.Kadang-kadang kita suka beralasan dengan kebaikan yang tidak jadi kita lakukanContoh: di Bulan Ramadhan tidak bisa membaca Al-Qur’an karena sudah sibuk dengan dakwah. Ada juga yang beralasan karena sudah banyak sedekah, sudah rajin sholat tarawih, maka ia tidak membaca Al-Qur’an. Padahal kita paham bahwa membaca Al-Qur’an adalah sebuah perkara besar yang agung. Karena Al-Qur’an diturunkan di Bulan Ramadhan. Manusia itu yang paling tahu bagaimana kelemahan dirinya, dan nafsu selalu membenarkan alasan yang kita lakukan ketika memperturutkan kendala-kendala yang ada pada diri kita.

11.Manusia itu memiliki karakter suka terburu-buru. Mereka tidak memahami bahwasanya dalam kehidupan itu memerlukan proses dan ikhtiar yang harus kita lakukan dan nikmati. Allah menciptakan langit dan bumi selama 6 hari. Padahal bagi Allah mudah untuk menciptakan langit dan bumi hanya dengan 1 kalimat Kun Fayakun, langsung jadi.

12.Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat yang berbicara tentang hikmah ketika Allah menciptakan alam semesta dalam 6 hari. Beliau berkata, Allah mengajari kita dari penciptaan langit dan bumi selama 6 hari, bahwasanya kehidupan memerlukan sebuah proses. Kita harus menikmati proses dalam segala kegiatan apapun yang kita hadapi dalam jalan kehidupan kita. Dalam Surat Al-Isra ayat 11, Allah mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang suka terburu-buru.

13.Surat Al-Isra ayat 11: Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

14.Kita seringkali tidak menyadari bahwa sifat terburu-buru inilah yang seringkali menjadi sumber dari banyak kerusakan dalam kehidupan kita. Contoh: Fenomena flexing untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Ini menjadi pelajaran buat kita bahwa manusia tidak suka menikmati prosesnya. Padahal Allah menciptakan kehidupan ini dengan segala proses yang harus dilewati. Ketika manusia tidak mampu menangkap hikmah bahwa selalu ada proses yang harus kita lakukan dengan kesabaran, maka akan terjadi kerusakan di masyarakat dengan fenomena flexing untuk mendapatkan harta secara instan. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah bahwasanya tergesa-gesa itu adalah bagian dari sifatnya setan.   

15.Kenapa Allah menjadikan wanita mengandung selama 9 bulan baru ia bisa melahirkan? Padahal Allah bisa memberikan penciptaan wanita yang langsung melahirkan anaknya. Bukankah nanti di surga juga ada wanita yang ingin hamil, lalu seketika dia hamil, tanpa merasakan sakit dan langsung melahirkan. Lalu anaknya langsung tumbuh besar. Dalam kehidupan di surga tidak ada proses, semua terjadi begitu saja, sesuai dengan keinginan kita. Hikmahnya adalah Allah tidak ingin manusia terburu-buru. Karena muara dari ketergesa-gesaan itu adalah kerusakan. Contoh: karena kita ingin mendapatkan daging ayam secara cepat, maka para peternak berlomba-lomba supaya ayamnya cepat tumbuh dan berkembang. Sehingga ayamnya di suntik zat kimia tertentu agar dagingnya banyak. Bahan makanan kita jadi mengandung banyak sekali bahan kimia. Bahan kimia itu masuk bersama dengan makanan instan dan makanan saji yang kita konsumsi. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas kesehatan kita. Rasulullah  mengatakan.”Terburu-buru itu bagian dari pekerjaan setan.”

16.Banyak orang mengambil riba itu juga karena terburu-buru untuk memiliki sebuah benda/barang. Ia tidak sabar menunggu prosesnya. Akhirnya ia mengambil dengan cara yang diharamkan oleh Allah, yaitu dengan cara riba. Supaya rumah itu segera ia miliki, agar ia memiliki sertifikat rumah atas nama dirinya, walaupun dengan cara riba. Ketika seseorang mengambil riba, maka hidupnya akan diperangi oleh Allah dan rasul-Nya. Padahal jika ia mau bersabar, maka rumah itu nanti juga akan menjadi milik dia dengan cara yang halal. Contoh: Dengan cara menabung selama 15 tahun. Saat ia mau menabung maka akan ada suara-suara dari setan,”Kamu tidak akan bisa punya rumah kalau tidak mau ambil pinjaman riba.” Ini menyebabkan orang itu menjadi tidak yakin sama Allah. Padahal Allah Maha Penolong dan Maha Berkehendak. Yang membedakan adalah sikap kita untuk menikmati prosesnya. Kalau kita mendapatkannya dengan cara riba maka akan ada hitung-hitungan yang besar di sisi Allah ketika kita tidak sabar menunggu.

 

(Bersambung)

Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim

Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim  

| Book Review: Menjadi Muslim Hebat

Pengajian: Ustadz Oemar Mita

Tanggal: 12 Juli 2022

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yqnW15D60ns&t=1859s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.Ketergesa-gesaan itu sifat buruk karena dapat merusak berbagai sendi kehidupan kita. Makanya Allah itu meletakkan sesuatu ada waktunya masing-masing. Contoh: Zakat ditentukan ada haulnya selama 1 tahun. Hal ini mengajarkan kita untuk betul-betul menikmati proses.

2.Kenapa dakwahnya Rasulullah  baru dimenangkan Allah setelah lebih dari 21 tahun? Ini terjadi ketika Nabi Muhammad  akhirnya bisa menguasai Kota Mekkah. Kenapa Allah tidak memberikan pertolongan semenjak Nabi Muhammad  diutus menjadi nabi dan rasul? Padahal Allah bisa menurunkan 1 Malaikat Jibril untuk melumat seluruh penduduk Kota Mekkah. Itu hal yang gampang bagi Allah. Tapi Nabi Muhammad ﷺ harus melewati masa-masa susah di Makkah, sehingga akhirnya beliau hijrah ke Madinah. Lalu beliau melewati juga masa-masa berat di Madinah, sampai akhirnya beliau bisa kembali memasuki Kota Makkah dengan kemenangan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa nikmat proses itu harus benar-benar kita berikan kepada kualitas kehidupan kita, ketika Allah menolong Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa semua itu butuh proses, tidak bisa instan sebagaimana kita membalikkan telapak tangan.  

3.Tidak akan pernah menjadi hebat seorang muslim kalau ia memiliki sifat suka terburu-buru untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Allah tidak suka orang yang terburu-buru. Doa kita akan dikabulkan oleh Allah, selama kita tidak terburu-buru. Sampai berdoa yang merupakan salah satu ibadah yang Allah cintai, tetapi kalau berdoa itu dilakukan dengan terburu-buru, maka tidak akan diberikan apapun oleh Allah untuk orang yang berdoa dalam kondisi terburu-buru.  

4.Rasulullah  bersabda, “Allah akan mengabulkan permintaan hamba-Nya, selama ia tidak minta secara terburu-buru.”

5.Orang yang hebat ketika menyelesaikan masalah internal dalam dirinya, maka ia harus mampu membuat dirinya menikmati proses dan waktu saat mengerjakan suatu kebaikan. Jadi tidak bisa semua yang kita inginkan itu langsung terwujud. Bahkan kebaikan pun tidak harus dilakukan dengan terburu-buru, walaupun itu sebuah ibadah. Ibadah harus dilaksanakan pada waktunya. Jadi tidak boleh dimajukan karena kita terburu-buru.

6.Ada sebuah kaidah yang terkenal, “Siapa pun yang terburu-buru pada sesuatu sebelum waktunya, maka akan dihukumi haram yang dikerjakannya.” Contoh: Orang yang seharusnya Sholat Dzuhur jam 12.00 tetapi dia Sholat Dzuhur jam 10, maka ibadahnya tidak akan diterima karena tidak sesuai waktunya. Salah satu kerusakan dakwah itu karena terburu-buru dalam mengambil kesimpulan dan tergesa-gesa dalam mengambil langkah. Akhirnya kemaslahatan itu tidak berpulang ke dakwah dan umat, tetapi justru menimbulkan kerusakan demi kerusakan karena ia terburu-buru. Dakwah kepada istri, suami dan anak juga butuh proses dan waktu.

7.Kita diajarkan oleh anggota tubuh kita bahwa semuanya butuh proses dan waktu. Contoh: Saat kita makan, maka akan butuh beberapa jam untuk diproses di usus. Setelah itu baru dapat diurai. Kalau proses penguraian makanan saja seperti ini, berarti inilah yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita. Nikmati waktu dan prosesnya. Supaya tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupan kita. Kekacauan itu biasanya ditimbulkan oleh sifat terburu-buru.

8.Terkadang kita tergiur dan tergoda dengan cara instan. Contoh: Ketika marah kepada anak, pada saat itu anak kita memang mungkin langsung terdiam. Mungkin anak jadi tidak melanjutkan perbuatan nakalnya. Tapi akibat yang ditimbulkan dari itu adalah sel-sel otak anak bisa rusak kalau terlalu sering mendengarkan teriakan.

9.Nabi Muhammad  adalah seorang yang sangat menikmati proses. Saat beliau masih di Makkah, disakiti dan didzalimi, dimana satu per satu sahabatnya ada yang meregang nyawa, ketika dibunuh oleh para pembesar Suku Quraisy yang benci kepada dakwahnya Nabi Muhammad . Pada saat itu Umar bin Khattab berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ, “Bukankah kita berada di atas agama yang benar ya Rasulullah?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Kita memang berada di atas agama yang benar, tetapi kita diperintahkan untuk bersabar.” Nikmati saja dulu prosesnya. Jangan terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu. Kita harus bisa menahan diri daripada di terburu-buru.

10.Zina yang termasuk dosa besar itu juga karena terburu-buru. Dia belum mau menikah, tapi terburu-buru ingin merasakan nikmatnya. Akhirnya ia mengambil dengan cara yang haram, yaitu dengan berzina. Padahal nanti dia bisa mendapatkan kenikmatan itu, jika ia menikah. Tapi karena terburu-buru maka terjadilah zina. Kehidupan ini tidak akan bisa dikalahkan kalau kita tidak memiliki karakter tenang.

11.Saat kita mendatangi masjid untuk sholat saja tidak boleh terburu-buru. Rasulullah  bersabda, “Saat kamu mendatangi tempat sholat dan sudah mendengar suara iqamat, maka jangan mendatangi tempat sholat itu kecuali dalam kondisi sakinah (tenang).” Jadi tidak usah terburu-buru.

12.Saat membaca Al-Qur’an Rasulullah  pernah ditegur oleh Allah, “Jangan terburu-buru dalam membaca Al-Qur’an.” Membaca Al-Qur’an harus dalam kondisi tartil. Pada saat kita mendengar seseorang menghafal Al-Qur’an dalam kondisi terburu-buru, maka akan berbeda sekali dengan orang yang menghafal Al-Qur’an dalam kondisi tartil.

13.Sunnahnya bangun dari tidur sudah mengajarkan kita supaya menjadi orang yang tenang dan tidak terburu-buru. Saat bangun tidur itu kita disunnah kan untuk tidak langsung berdiri. Ibnu Abbas RA menyaksikan bahwa ketika bangun tidur itu Rasulullah  duduk dulu. Lalu melihat ke atas dan mengusap wajahnya dengan tenang dan tidak terburu-buru. Setelah itu beliau membaca 10 ayat terakhir dari Surat Ali Imran. Baru kemudian beliau bangkit berdiri dari tempat tidurnya. Kemudian beliau beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ (menunaikan sholat tahajud).

14.Syeikh Ibrahim yang berkata ada 4 perkara buruk yang ada pada manusia:

· Bersikap tergesa-gesa atau terburu buru. Contoh: Terburu-buru dalam berdakwah. Terburu-buru dalam memiliki sesuatu.

·  Kagum pada diri sendiri.

·  Keras kepala.

·  Tamak.

15.Sifat terburu-buru itu akan menghasilkan penyesalan. Contoh: Saat kita terburu-buru memetik buah mangga sehingga mendapatkan buah yang asam luar biasa. Imam Ibnu Qayyim mengatakan bahwa sikap terburu-buru itu dari setan. Sikap gegabah dan sembrono ini akan menghalangi pelakunya dari makruf. Mendorong orang tersebut untuk mendapatkan sesuatu dengan cepat. Akhirnya sikap terburu-buru ini menyebabkan berbagai macam kerusakan.

16.Salah satu yang mendasar dalam kehidupan kita itu adalah melatih sifat tenang. Tenang di dalam beribadah dan ketaatan. Tenang di dalam semua perkara-perkara kehidupan. Yang harus dinikmati itu adalah prosesnya. Kita bermohon kepada Allah supaya diberikan sifat tenang dalam segala pembawaan kita.

17.Rasulullah  bersabda, “Atta anni minallahi wal'ajalatu minasy syaithan.” Sifat tenang itu berasal dari Allah.  dan sifat terburu-buru itu terkoneksi kepada setan. Contoh: Orang yang tenang tidak akan terburu-buru menyikapi sebuah berita yang datang ke HP nya. Ia akan melakukan cross check kebenaran dari berita tersebut. Maka ia tidak akan menjadi bulan-bulanan orang lain.  Pada hari ini seringkali orang yang dengki kepada Agama Islam, mereka melemparkan suatu isu yang belum tentu benar. Lalu disebarkan lewat pesan berantai kepada kaum muslimin. Kemudian banyak kaum muslimin yang tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan dan sikap tanpa melalui proses tenang dan bersabar dalam menghadapi suatu isu itu. Ketika tidak ada ketenangan, maka kita akan menjadi reaktif, sehingga akan mendatangkan penyesalan. Hal ini akhirnya bisa menjadi boomerang yang berbalik kepada diri kita.

18.Kita harus bisa menikmati prosesnya. Contoh: Saat berdakwah dengan anak kita. Kalau belum bisa hari ini mungkin besok baru anak kita akan taat kepada Allah. Kalau tidak bisa besok, mungkin baru pekan depan. Kalau tidak bisa pekan depan, mungkin baru bulan depan. Mendakwahkan anak dan keluarga itu seperti menanam benih. Kita tidak tahu kapan benih itu akan tumbuh dan dapat kita petik panennya. Ada orang yang anaknya cepat mau mengikuti apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Tapi ada banyak keluarga yang orang tuanya mendakwahi, tapi anaknya justru menjadi ujian. Anaknya skeptis dan tidak merespon dakwah dari orang tuanya. Tetapi setelah bertahun-tahun baru anaknya sadar.

19.Allah tidak pernah meminta hasil. Yang Allah lihat itu prosesnya. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk menikmati proses dalam kehidupan kita. Contoh: Ada seorang anak yang baru bertaubat setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Ia baru tersadar apa yang menjadi tujuan hidupnya. Maka ia mulai memperbaiki kehidupannya. Sebenarnya inilah yang diharapkan oleh orang tuanya dulu (terutama ibunya) ketika masih hidup, agar anaknya mulai memperbaiki kualitas hidupnya. Ibunya memang tidak pernah melihat anaknya telah berubah, tapi dulu ibunya selalu menasehati anaknya supaya kembali kepada Allah. Anak itu baru kembali kepada Allah justru setelah ibunya meninggal dunia. Hikmah dari kisah nyata ini adalah kita disuruh Allah untuk menikmati proses. Dimana kita tidak akan pernah tahu kapan bisa panen dengan usaha kita. Ketika kita diberikan hati yang tenang oleh Allah dalam menikmati proses. Maka itu merupakan bagian dari sebuah kebaikan keimanan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang Allah kehendaki.

20.Tanamkan ke dalam pemikiran kita agar jangan terburu-buru. Dakwah tidak boleh terburu-buru. Kalau terburu-buru maka akan menempuh cara-cara yang haram. Contoh: Ada yang menggunakan cara kekerasan. Ada yang memvonis orang lain secara serampangan. Ada yang mengkambinghitamkan masyarakat terus. Yang disalahkan umat terus. Bukan dengan cara itu Allah memberikan pertolongan dalam dakwah kita.

21.Yakinlah jika memang rezeki kita, maka barang yang kita inginkan itu akan datang dalam kehidupan kita, selama kita mau bersabar dan menikmati prosesnya. Janganlah tergesa-gesa menjadi pembenaran dalam kehidupan kita untuk mengambil riba, berzina, dan menyalahkan keluarga ketika mereka tidak merespon omongan kita. Sifat terburu-buru sudah diingatkan berkali-kali oleh Allah di dalam Al-Qur’an dan hadits bahwa sikap terburu-buru adalah bisikan dari setan. Semoga Allah menyapih kita dari sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri kita, sehingga kita bisa mendapatkan keistimewaan karakter sebagai hamba yang beriman.