Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim (Bagian 1)
| Book Review: Menjadi Muslim Hebat
Pengajian: Ustadz Oemar Mita
Tanggal: 12 Juli 2022
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yqnW15D60ns&t=1859s
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
1.Mendapatkan pemahaman yang benar adalah salah satu kenikmatan besar setelah kenikmatan Islam. Jadi jangan menganggap kenikmatan yang besar itu pada rumah kita, mobil kita, dan harta yang kita kumpulkan. Pemahaman yang benar adalah pemahaman sebagaimana yang dimiiki oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Maka kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ agar diberi jalan ilmu sebagaimana ilmu yang ditunjukkan oleh Rasulullah ﷺ. Ilmu pada dasarnya menjadikan yang bengkok menjadi lurus. Menjadikan yang keruh menjadi bening. Menjadikan yang buntu menjadi lapang. Permasalahan dalam kehidupan solusinya ada pada ilmu.
2.Allah tidak mengabulkan setiap keinginan kita karena tidak semua keinginan kita baik untuk kehidupan kita di akhirat nanti. Inilah yang menjadikan kita bersyukur. Dengan bersyukur maka kita akan semakin sederhana dalam memandang kehidupan. Bahwasanya Allah telah mencukupi semua kebutuhan kita, maka kita akan semakin menyederhanakan keinginan-keinginan dalam kehidupan kita.
3.Ustadz Oemar Mita pernah bertanya kepada gurunya, “Apa tanda dari seorang laki-laki yang bertanggung jawab? Gurunya menjawab, “Laki-laki yang bertanggungjawab itu cirinya banyak. Salah satunya adalah ketika mereka sederhana di dalam keinginan.” Inilah yang menjadikan kita bersyukur atas semua karunia dan anugerah yang Allah berikan kepada kita, supaya semakin sederhana keinginan kita.
4.Semakin sedikit keinginan yang kita milki, maka semakin lapang dan semakin mudah bagi kita meraih kebahagiaan. Jarak antara kita dengan kebahagiaan adalah sebatas pada barang yang belum kita dapatkan pada saat kita menginginkannya. Pada saat kita sederhana di dalam keinginan, maka hati kita akan menjadi tenang dan bahagia, serta merasa cukup dengan yang Allah berikan pada kehidupan kita.
5.Bagaimana cara menciptakan hati yang sederhana di dalam keinginan? Yaitu dengan semakin bersyukur. Semakin kita bersyukur, maka semakin sederhana dalam memiliki keinginan. Karena sumber kegelisahan itu dari keinginan. Semakin banyak keinginan, maka akan semakin tidak bisa memaknai setiap karunia yang sudah Allah berikan di dalam kehidupan kita.
6.Sesungguhnya hidup kita pasti cukup kalau hanya memenuhi kebutuhan, karena kebutuhan kita sudah dicukupi oleh Allah. Tapi kehidupan kita tidak akan pernah cukup kalau kita terlalu banyak memiliki keinginan. Dunia ini cukup untuk seluruh manusia dari Timur ke Barat, kalau yang dipenuhi hanya kebutuhan. Tetapi dunia ini tidak akan cukup untuk satu orang, kalau orang ini memiliki banyak keinginan.
7.Salah satu kewajiban iman kita kepada Allah adalah menjadi pribadi-pribadi yang di ridhai dan dicintai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah tidak hanya melulu dengan beribadah (melaksanakan sholat, sedekah, haji dan umrah), tapi juga dengan memiliki karakter-karakter keislaman yang bisa menjadikan kita istimewa di hadapan Allah.
8.Rasulullah ﷺ menyampaikan,“Allah itu senang kepada seorang hamba yang bertakwa dan selalu menyembunyikan amal ibadahnya.” Ini adalah orang yang memiliki karakter tidak suka show off terhadap ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan. Pembentukan karakter di dalam keimanan itu adalah satu paket utuh dalam menerima keislaman dan keimanan. Banyak orang yang beribadah tetapi belum tentu ia dicintai dan di ridhai oleh Allah. Padahal pendidikan dari Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya menjadi sholeh dengan ketaatan dan ibadah yang kita lakukan, tetapi juga memiliki kerakter kuat yang diridhai oleh Allah.
9.Sifat dasar manusia itu malas, tidak memanfaatkan waktu, suka berpikiran yang buruk, suka memberi alasan dan berkilah atas apa yang seharusnya mereka kerjakan. Karakter-karakter ini Allah jadikan ada pada manusia dengan tujuan menjadi bahan ujian dari Allah. Siapa yang berusaha bersungguh-sungguh menyelesaikan satu per satu kendala yang ada pada dirinya, supaya mampu melejitkan potensi dirinya dihadapan Allah untuk kebaikan hidup dunia dan akhiratnya.
10.Kadang-kadang kita suka beralasan dengan kebaikan yang tidak jadi kita lakukan. Contoh: di Bulan Ramadhan tidak bisa membaca Al-Qur’an karena sudah sibuk dengan dakwah. Ada juga yang beralasan karena sudah banyak sedekah, sudah rajin sholat tarawih, maka ia tidak membaca Al-Qur’an. Padahal kita paham bahwa membaca Al-Qur’an adalah sebuah perkara besar yang agung. Karena Al-Qur’an diturunkan di Bulan Ramadhan. Manusia itu yang paling tahu bagaimana kelemahan dirinya, dan nafsu selalu membenarkan alasan yang kita lakukan ketika memperturutkan kendala-kendala yang ada pada diri kita.
11.Manusia itu memiliki karakter suka terburu-buru. Mereka tidak memahami bahwasanya dalam kehidupan itu memerlukan proses dan ikhtiar yang harus kita lakukan dan nikmati. Allah menciptakan langit dan bumi selama 6 hari. Padahal bagi Allah mudah untuk menciptakan langit dan bumi hanya dengan 1 kalimat Kun Fayakun, langsung jadi.
12.Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat yang berbicara tentang hikmah ketika Allah menciptakan alam semesta dalam 6 hari. Beliau berkata, Allah mengajari kita dari penciptaan langit dan bumi selama 6 hari, bahwasanya kehidupan memerlukan sebuah proses. Kita harus menikmati proses dalam segala kegiatan apapun yang kita hadapi dalam jalan kehidupan kita. Dalam Surat Al-Isra ayat 11, Allah mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang suka terburu-buru.
13.Surat Al-Isra ayat 11: Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
14.Kita seringkali tidak menyadari bahwa sifat terburu-buru inilah yang seringkali menjadi sumber dari banyak kerusakan dalam kehidupan kita. Contoh: Fenomena flexing untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Ini menjadi pelajaran buat kita bahwa manusia tidak suka menikmati prosesnya. Padahal Allah menciptakan kehidupan ini dengan segala proses yang harus dilewati. Ketika manusia tidak mampu menangkap hikmah bahwa selalu ada proses yang harus kita lakukan dengan kesabaran, maka akan terjadi kerusakan di masyarakat dengan fenomena flexing untuk mendapatkan harta secara instan. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah bahwasanya tergesa-gesa itu adalah bagian dari sifatnya setan.
15.Kenapa Allah menjadikan wanita mengandung selama 9 bulan baru ia bisa melahirkan? Padahal Allah bisa memberikan penciptaan wanita yang langsung melahirkan anaknya. Bukankah nanti di surga juga ada wanita yang ingin hamil, lalu seketika dia hamil, tanpa merasakan sakit dan langsung melahirkan. Lalu anaknya langsung tumbuh besar. Dalam kehidupan di surga tidak ada proses, semua terjadi begitu saja, sesuai dengan keinginan kita. Hikmahnya adalah Allah tidak ingin manusia terburu-buru. Karena muara dari ketergesa-gesaan itu adalah kerusakan. Contoh: karena kita ingin mendapatkan daging ayam secara cepat, maka para peternak berlomba-lomba supaya ayamnya cepat tumbuh dan berkembang. Sehingga ayamnya di suntik zat kimia tertentu agar dagingnya banyak. Bahan makanan kita jadi mengandung banyak sekali bahan kimia. Bahan kimia itu masuk bersama dengan makanan instan dan makanan saji yang kita konsumsi. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas kesehatan kita. Rasulullah ﷺ mengatakan.”Terburu-buru itu bagian dari pekerjaan setan.”
16.Banyak orang mengambil riba itu juga karena terburu-buru untuk memiliki sebuah benda/barang. Ia tidak sabar menunggu prosesnya. Akhirnya ia mengambil dengan cara yang diharamkan oleh Allah, yaitu dengan cara riba. Supaya rumah itu segera ia miliki, agar ia memiliki sertifikat rumah atas nama dirinya, walaupun dengan cara riba. Ketika seseorang mengambil riba, maka hidupnya akan diperangi oleh Allah dan rasul-Nya. Padahal jika ia mau bersabar, maka rumah itu nanti juga akan menjadi milik dia dengan cara yang halal. Contoh: Dengan cara menabung selama 15 tahun. Saat ia mau menabung maka akan ada suara-suara dari setan,”Kamu tidak akan bisa punya rumah kalau tidak mau ambil pinjaman riba.” Ini menyebabkan orang itu menjadi tidak yakin sama Allah. Padahal Allah Maha Penolong dan Maha Berkehendak. Yang membedakan adalah sikap kita untuk menikmati prosesnya. Kalau kita mendapatkannya dengan cara riba maka akan ada hitung-hitungan yang besar di sisi Allah ketika kita tidak sabar menunggu.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar