31 Jul 2023

Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim

Karakter yang Harus Kita Miliki Sebagai Muslim  

| Book Review: Menjadi Muslim Hebat

Pengajian: Ustadz Oemar Mita

Tanggal: 12 Juli 2022

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yqnW15D60ns&t=1859s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.Ketergesa-gesaan itu sifat buruk karena dapat merusak berbagai sendi kehidupan kita. Makanya Allah itu meletakkan sesuatu ada waktunya masing-masing. Contoh: Zakat ditentukan ada haulnya selama 1 tahun. Hal ini mengajarkan kita untuk betul-betul menikmati proses.

2.Kenapa dakwahnya Rasulullah  baru dimenangkan Allah setelah lebih dari 21 tahun? Ini terjadi ketika Nabi Muhammad  akhirnya bisa menguasai Kota Mekkah. Kenapa Allah tidak memberikan pertolongan semenjak Nabi Muhammad  diutus menjadi nabi dan rasul? Padahal Allah bisa menurunkan 1 Malaikat Jibril untuk melumat seluruh penduduk Kota Mekkah. Itu hal yang gampang bagi Allah. Tapi Nabi Muhammad ﷺ harus melewati masa-masa susah di Makkah, sehingga akhirnya beliau hijrah ke Madinah. Lalu beliau melewati juga masa-masa berat di Madinah, sampai akhirnya beliau bisa kembali memasuki Kota Makkah dengan kemenangan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa nikmat proses itu harus benar-benar kita berikan kepada kualitas kehidupan kita, ketika Allah menolong Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa semua itu butuh proses, tidak bisa instan sebagaimana kita membalikkan telapak tangan.  

3.Tidak akan pernah menjadi hebat seorang muslim kalau ia memiliki sifat suka terburu-buru untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Allah tidak suka orang yang terburu-buru. Doa kita akan dikabulkan oleh Allah, selama kita tidak terburu-buru. Sampai berdoa yang merupakan salah satu ibadah yang Allah cintai, tetapi kalau berdoa itu dilakukan dengan terburu-buru, maka tidak akan diberikan apapun oleh Allah untuk orang yang berdoa dalam kondisi terburu-buru.  

4.Rasulullah  bersabda, “Allah akan mengabulkan permintaan hamba-Nya, selama ia tidak minta secara terburu-buru.”

5.Orang yang hebat ketika menyelesaikan masalah internal dalam dirinya, maka ia harus mampu membuat dirinya menikmati proses dan waktu saat mengerjakan suatu kebaikan. Jadi tidak bisa semua yang kita inginkan itu langsung terwujud. Bahkan kebaikan pun tidak harus dilakukan dengan terburu-buru, walaupun itu sebuah ibadah. Ibadah harus dilaksanakan pada waktunya. Jadi tidak boleh dimajukan karena kita terburu-buru.

6.Ada sebuah kaidah yang terkenal, “Siapa pun yang terburu-buru pada sesuatu sebelum waktunya, maka akan dihukumi haram yang dikerjakannya.” Contoh: Orang yang seharusnya Sholat Dzuhur jam 12.00 tetapi dia Sholat Dzuhur jam 10, maka ibadahnya tidak akan diterima karena tidak sesuai waktunya. Salah satu kerusakan dakwah itu karena terburu-buru dalam mengambil kesimpulan dan tergesa-gesa dalam mengambil langkah. Akhirnya kemaslahatan itu tidak berpulang ke dakwah dan umat, tetapi justru menimbulkan kerusakan demi kerusakan karena ia terburu-buru. Dakwah kepada istri, suami dan anak juga butuh proses dan waktu.

7.Kita diajarkan oleh anggota tubuh kita bahwa semuanya butuh proses dan waktu. Contoh: Saat kita makan, maka akan butuh beberapa jam untuk diproses di usus. Setelah itu baru dapat diurai. Kalau proses penguraian makanan saja seperti ini, berarti inilah yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita. Nikmati waktu dan prosesnya. Supaya tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupan kita. Kekacauan itu biasanya ditimbulkan oleh sifat terburu-buru.

8.Terkadang kita tergiur dan tergoda dengan cara instan. Contoh: Ketika marah kepada anak, pada saat itu anak kita memang mungkin langsung terdiam. Mungkin anak jadi tidak melanjutkan perbuatan nakalnya. Tapi akibat yang ditimbulkan dari itu adalah sel-sel otak anak bisa rusak kalau terlalu sering mendengarkan teriakan.

9.Nabi Muhammad  adalah seorang yang sangat menikmati proses. Saat beliau masih di Makkah, disakiti dan didzalimi, dimana satu per satu sahabatnya ada yang meregang nyawa, ketika dibunuh oleh para pembesar Suku Quraisy yang benci kepada dakwahnya Nabi Muhammad . Pada saat itu Umar bin Khattab berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ, “Bukankah kita berada di atas agama yang benar ya Rasulullah?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Kita memang berada di atas agama yang benar, tetapi kita diperintahkan untuk bersabar.” Nikmati saja dulu prosesnya. Jangan terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu. Kita harus bisa menahan diri daripada di terburu-buru.

10.Zina yang termasuk dosa besar itu juga karena terburu-buru. Dia belum mau menikah, tapi terburu-buru ingin merasakan nikmatnya. Akhirnya ia mengambil dengan cara yang haram, yaitu dengan berzina. Padahal nanti dia bisa mendapatkan kenikmatan itu, jika ia menikah. Tapi karena terburu-buru maka terjadilah zina. Kehidupan ini tidak akan bisa dikalahkan kalau kita tidak memiliki karakter tenang.

11.Saat kita mendatangi masjid untuk sholat saja tidak boleh terburu-buru. Rasulullah  bersabda, “Saat kamu mendatangi tempat sholat dan sudah mendengar suara iqamat, maka jangan mendatangi tempat sholat itu kecuali dalam kondisi sakinah (tenang).” Jadi tidak usah terburu-buru.

12.Saat membaca Al-Qur’an Rasulullah  pernah ditegur oleh Allah, “Jangan terburu-buru dalam membaca Al-Qur’an.” Membaca Al-Qur’an harus dalam kondisi tartil. Pada saat kita mendengar seseorang menghafal Al-Qur’an dalam kondisi terburu-buru, maka akan berbeda sekali dengan orang yang menghafal Al-Qur’an dalam kondisi tartil.

13.Sunnahnya bangun dari tidur sudah mengajarkan kita supaya menjadi orang yang tenang dan tidak terburu-buru. Saat bangun tidur itu kita disunnah kan untuk tidak langsung berdiri. Ibnu Abbas RA menyaksikan bahwa ketika bangun tidur itu Rasulullah  duduk dulu. Lalu melihat ke atas dan mengusap wajahnya dengan tenang dan tidak terburu-buru. Setelah itu beliau membaca 10 ayat terakhir dari Surat Ali Imran. Baru kemudian beliau bangkit berdiri dari tempat tidurnya. Kemudian beliau beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ (menunaikan sholat tahajud).

14.Syeikh Ibrahim yang berkata ada 4 perkara buruk yang ada pada manusia:

· Bersikap tergesa-gesa atau terburu buru. Contoh: Terburu-buru dalam berdakwah. Terburu-buru dalam memiliki sesuatu.

·  Kagum pada diri sendiri.

·  Keras kepala.

·  Tamak.

15.Sifat terburu-buru itu akan menghasilkan penyesalan. Contoh: Saat kita terburu-buru memetik buah mangga sehingga mendapatkan buah yang asam luar biasa. Imam Ibnu Qayyim mengatakan bahwa sikap terburu-buru itu dari setan. Sikap gegabah dan sembrono ini akan menghalangi pelakunya dari makruf. Mendorong orang tersebut untuk mendapatkan sesuatu dengan cepat. Akhirnya sikap terburu-buru ini menyebabkan berbagai macam kerusakan.

16.Salah satu yang mendasar dalam kehidupan kita itu adalah melatih sifat tenang. Tenang di dalam beribadah dan ketaatan. Tenang di dalam semua perkara-perkara kehidupan. Yang harus dinikmati itu adalah prosesnya. Kita bermohon kepada Allah supaya diberikan sifat tenang dalam segala pembawaan kita.

17.Rasulullah  bersabda, “Atta anni minallahi wal'ajalatu minasy syaithan.” Sifat tenang itu berasal dari Allah.  dan sifat terburu-buru itu terkoneksi kepada setan. Contoh: Orang yang tenang tidak akan terburu-buru menyikapi sebuah berita yang datang ke HP nya. Ia akan melakukan cross check kebenaran dari berita tersebut. Maka ia tidak akan menjadi bulan-bulanan orang lain.  Pada hari ini seringkali orang yang dengki kepada Agama Islam, mereka melemparkan suatu isu yang belum tentu benar. Lalu disebarkan lewat pesan berantai kepada kaum muslimin. Kemudian banyak kaum muslimin yang tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan dan sikap tanpa melalui proses tenang dan bersabar dalam menghadapi suatu isu itu. Ketika tidak ada ketenangan, maka kita akan menjadi reaktif, sehingga akan mendatangkan penyesalan. Hal ini akhirnya bisa menjadi boomerang yang berbalik kepada diri kita.

18.Kita harus bisa menikmati prosesnya. Contoh: Saat berdakwah dengan anak kita. Kalau belum bisa hari ini mungkin besok baru anak kita akan taat kepada Allah. Kalau tidak bisa besok, mungkin baru pekan depan. Kalau tidak bisa pekan depan, mungkin baru bulan depan. Mendakwahkan anak dan keluarga itu seperti menanam benih. Kita tidak tahu kapan benih itu akan tumbuh dan dapat kita petik panennya. Ada orang yang anaknya cepat mau mengikuti apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Tapi ada banyak keluarga yang orang tuanya mendakwahi, tapi anaknya justru menjadi ujian. Anaknya skeptis dan tidak merespon dakwah dari orang tuanya. Tetapi setelah bertahun-tahun baru anaknya sadar.

19.Allah tidak pernah meminta hasil. Yang Allah lihat itu prosesnya. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk menikmati proses dalam kehidupan kita. Contoh: Ada seorang anak yang baru bertaubat setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Ia baru tersadar apa yang menjadi tujuan hidupnya. Maka ia mulai memperbaiki kehidupannya. Sebenarnya inilah yang diharapkan oleh orang tuanya dulu (terutama ibunya) ketika masih hidup, agar anaknya mulai memperbaiki kualitas hidupnya. Ibunya memang tidak pernah melihat anaknya telah berubah, tapi dulu ibunya selalu menasehati anaknya supaya kembali kepada Allah. Anak itu baru kembali kepada Allah justru setelah ibunya meninggal dunia. Hikmah dari kisah nyata ini adalah kita disuruh Allah untuk menikmati proses. Dimana kita tidak akan pernah tahu kapan bisa panen dengan usaha kita. Ketika kita diberikan hati yang tenang oleh Allah dalam menikmati proses. Maka itu merupakan bagian dari sebuah kebaikan keimanan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang Allah kehendaki.

20.Tanamkan ke dalam pemikiran kita agar jangan terburu-buru. Dakwah tidak boleh terburu-buru. Kalau terburu-buru maka akan menempuh cara-cara yang haram. Contoh: Ada yang menggunakan cara kekerasan. Ada yang memvonis orang lain secara serampangan. Ada yang mengkambinghitamkan masyarakat terus. Yang disalahkan umat terus. Bukan dengan cara itu Allah memberikan pertolongan dalam dakwah kita.

21.Yakinlah jika memang rezeki kita, maka barang yang kita inginkan itu akan datang dalam kehidupan kita, selama kita mau bersabar dan menikmati prosesnya. Janganlah tergesa-gesa menjadi pembenaran dalam kehidupan kita untuk mengambil riba, berzina, dan menyalahkan keluarga ketika mereka tidak merespon omongan kita. Sifat terburu-buru sudah diingatkan berkali-kali oleh Allah di dalam Al-Qur’an dan hadits bahwa sikap terburu-buru adalah bisikan dari setan. Semoga Allah menyapih kita dari sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri kita, sehingga kita bisa mendapatkan keistimewaan karakter sebagai hamba yang beriman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar