Forgive to Forget (Bagian 1)
Pengajian: Ustadz Hafidz Abdurrahman, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Weemar Aditya
Tanggal: 11-06-2023
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=AeJLCSjs7HM&t=1816s
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
1. Forgive to forget. Kalau kita tidak mamaafkan, maka tidak bisa melupakan, karena masih punya dendam. Kalau kita tidak pernah bisa memaafkan seseorang, maka kita tidak akan bisa melupakan hal-hal buruk yang negatif. Banyak orang yang mengatakan, “Dia minta maaf, lalu gue maafin gitu?” Padahal kalau kita tidak memaafkan, yang rugi itu kita, karena ada dendam yang tersimpan. Ternyata di dalam forgive dan forget itu ada give dan get. Kalau kita mau mendapatkan, maka kita harus memberi dulu, dimana ada keikhlasan disitu. Inti daripada forgive dan forget itu adalah keikhlasan. Kalau orang yang bilang sudah forgive tapi belum forget, sebenarnya dia belum forgive. Karena kalau dia benar sudah forgive, harusnya sudah selesai.
2. Surat As-Saffat ayat 102: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
3. Asal muasal kurban sejarahnya adalah dari Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS. Dalam Surat As-Saffat ayat 102, ada dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS dimana ada kata balaga. Oleh para ulama diterjemahkan dengan telah sampai langkah, ikhtiar, atau usaha. Para mufasir mengatakan bahwa umur Ismail dalam konteks ayat ini kira-kira 13 tahun. Pada saat itu beliau menginjak baligh. Dalam dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS disebutkan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS membuat keputusan itu tidak diputuskan sendiri. Ini adalah keputusan besar. Dalam ayat di atas, kalimat fanẓur māżā tarā oleh para mufasir diartikan sebagai: coba kamu pikirkan. Bukan melihat dengan mata, tapi coba kamu pikirkan dengan mata mu dan hati mu, bagaimana menurutmu dengan mimpi seperti ini. Jawaban yang menarik dari Nabi Ismail AS menunjukkan walaupun beliau baru berumur 13 tahun, tapi jawabannya luar biasa, “abatif'al mā tu`maru (Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu). Kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi Ismail AS itu sadar bahwa mimpi ayahnya itu bukan mimpi biasa. Perintah itu menunjukkan bahwa ini bukan mau ayahnya sendiri. Pada saat itu Nabi Ibrahim AS sendiri sempat ragu apakah ini betul mimpi dari Allah yang merupakan wahyu atau dari setan. Para mufasir menjelaskan bahwa mimpinya itu tanggal 8 Dzulhijah. Peristiwa berikutnya itu tanggal 9 Dzulhijah. Setelah Nabi Ismail AS menjawab, in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn. Kata minaṣ-ṣābirīn ini dipakai oleh Allah ketika menceritakan tentang Nabi Ismail AS. Para mufasir menjelaskan itu menunjukkan mubalaghah. Berbeda dengan dialog Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS. Disana Allah tidak menggunakan kata minaṣ-ṣābirīn tapi ṣābiran. Karena Nabi Musa AS itu sifatnya temperamental, dan saat itu dipaksa harus bersabar. Tetapi dalam kasus Nabi Ismail AS, Allah memilih kata minaṣ-ṣābirīn. Hal ini menunjukkan kedalaman makna yang luar biasa. Engkau akan mendapati aku diantara orang-orang yang bersabar.
4. Berdasarkan tafsir dari Surat As-Saffat ayat 102 di atas Allah ingin menunjukkan bahwa perintah kepada Nabi Ibrahim AS itu setelah proses yang panjang. Dalam Kitab Raudhatul Muhibbin (Kitab Orang-Orang yang Mencinta) dari Ibnu Qayyim, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS itu mempunyai istri yang cantiknya luar biasa, bernama Sarah yang kemudian menjadi ibu dari Nabi Ishaq AS. Tetapi beliau lebih mencintai Hajar. Dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim AS itu naik Buraq untuk menjenguk Hajar, saking cintanya. Beliau meminta kepada Allah agar diberikan keturunan dan lalu diberi oleh Allah. Pada saat anaknya sudah mulai dewasa dan bisa diajak untuk bekerja, lagi sayang-sayangnya, ternyata disuruh Allah untuk disembelih. Hanya orang yang bisa merasakan puncak dari kenikmatan, maka dia akan tahu apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS.
5. Kenikmatan itu ada 3. Yang pertama, disebut dengan kenikmatan jasmani. Contoh: Punya rumah, mobil, bisa makan. Yang kedua, disebut kenikmatan yang sifatnya non-fisik. Contoh: Orang yang menikmati kekuasaan, popularitas, kebanggaan. Kenikmatan yang ketiga adalah kenikmatan ruhani atau kenikmatan cinta. Ini bukan cinta biasa, tapi cinta pada Allah Subhanahu wa ta'ala. Itulah yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika diminta oleh Allah untuk menyembelih putranya.
6. Surat Al-Hajj ayat 37: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
7. Dalam Surat Al-Hajj ayat 37 di atas Allah menyampaikan bahwa yang sampai kepada Allah itu bukan darah atau daging dari hewan kurban. Kenapa Allah memberikan gelar Khalilullah (kekasih Allah) kepada Nabi Ibrahim AS? Khalil itu adalah kekasih yang tidak menduakan cintanya. Kekasih yang cintanya itu hanya untuk Allah. Hal ini dibuktikan oleh Nabi Ibrahim AS ketika sedang senang-senangnya, punya putra yang diharapkan, dari wanita yang sangat dicintai, tiba-tiba Allah menyuruh disembelih. Allah tidak ingin Nabi Ibrahim AS itu membagi cintanya dengan yang lain. Karena Nabi Ibrahim AS itu lulus diuji oleh Allah dengan ujian tersebut, maka kemudian ditebus dengan sembelihan yang besar. Ibnu Abbas RA dalam tafsir dari ayat di atas mengatakan bahwa Allah mendatangkan kambingnya Habil (anak dari Nabi Adam AS) yang diterima kurbannya oleh Allah, lalu kurbannya diangkat ke surga. Dalam peristiwa Nabi Ibrahim AS tadi, kambing itulah yang diturunkan oleh Allah untuk mengganti Nabi Ismail AS.
8. Filosofi dibalik peristiwa kurban itu adalah cinta. Seandainya bukan karena cintanya yang begitu luar biasa kepada Allah, maka apakah sanggup Nabi Ibrahim AS menyembelih putranya? Jawabannya tidak akan sanggup. Kalau Nabi Ibrahim AS hanya bertumpu pada kenikmatan pertama (kenikmatan fisik) dan kenikmatan kedua (kenikmatan non-fisik), maka tidak akan bisa. Puncak dari nikmat itu adalah Mahabbatullah. Ketika seseorang sudah mendapatkan rasa cinta kepada Allah, maka dia akan sanggup untuk mengorbankan apapun. Dan kisah Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS menggambarkan hal itu.
9. Ketika seseorang semakin tinggi maqam atau kedudukannya, maka ujiannya akan semakin berat. Dari 124 ribu nabi dan rasul itu hanya 2 yang mendapatkan gelar sebagai Khalilullah, yaitu Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Muhammad ﷺ. Dari sekian banyak nabi dan rasul, yang ujiannya paling berat, ya kedua rasul ini, Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Muhammad ﷺ. Ini semua kaitannya dengan pembuktian cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
10.Kenapa orang sanggup berkurban? Setelah Sayyidah Khadijah RA wafat, yang paling dicintai oleh Rasulullah ﷺ adalah Sayyidah Aisyah RA. Tetapi meskipun begitu, ditengah malam Nabi Muhammad ﷺ meninggalkan Aisyah RA untuk Sholat Tahajud. Hal ini menunjukkan bahwa cintanya Rasulullah ﷺ kepada Allah itu begitu luar biasa. Sampai dalam salah satu riwayat dikisahkan Sayyidah Aisyah RA itu pada suatu malam meraba-raba mencari Rasulullah ﷺ yang sebelumnya ada di sebelahnya. Ternyata Rasulullah ﷺ sedang Sholat Tahajud. Adanya Mahabbahtullah inilah yang menyebabkan kekasih Allah itu sanggup berkurban. Ketika seseorang bertakwa, maka dia akan sanggup untuk memberikan yang terbaik. Jadi tidak ada kata sayang kalau untuk Allah. Itu karena pembuktian cintanya tadi.
11.Buya Hamka setelah ditinggalkan oleh istrinya menambah waktu sholat dan membaca Al-Qur’an nya. Beliau ingin membuktikan kepada Allah bahwa cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada istrinya. Beliau khawatir kesedihannya setelah ditinggal istrinya itu membuat Allah “cemburu”. Jadi beliau melakukan sesuatu yang tidak dilakukan sebelumnya. Itulah pembuktian cinta beliau kepada Allah.
12.Surat Al-Hajj ayat 36: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
13.Seorang istri sering menangih bukti cinta dari suaminya. Bagi seorang suami yang baik dan sudah mahabbah kepada istrinya, maka ia tidak perlu ditanya lagi, karena dia pasti akan memberikan. Kalau kata orang Barat, “Your wish is my command.“ Bagi orang yang mencintai, kenikmatan nya itu adalah saat memenuhi permintaan atau saat membuat senang yang dicintai. Hal ini sulit dipahami oleh orang yang masih di tahap berkhayal atau imajiner.
14.Ada tiga macam orang. Yang pertama, mendahulukan dirinya sendiri. Yang kedua, sama-sama, saat kita mendapatkan sesuatu, maka minimal orang lain juga bisa mendapatkan hal yang sama. Yang ketiga, orang yang bisa mendahulukan sahabatnya dari dirinya sendiri, walaupun dia hidupnya susah. Inilah yang terjadi pada para sahabat Rasulullah ﷺ. Ini baru orang yang bisa mencapai level pengorbanan.
15.Bagaimana cara agar bisa mencintai orang lain melebihi mencintai diri kita sendiri? Ini semua keluarnya dari iman, ini disebuh ihsan. Mereka mengutamakan orang lain walaupun diri mereka sebenarnya membutuhkan. Hal ini dilakukan karena cintanya kepada saudaranya. Sebenarnya seseorang bisa memberi kepada orang lain itu adalah bagian dari iman. Konteksnya adalah syukur. Ketika seseorang bersyukur kepada Allah, maka pertama dia mengakui bahwa yang diterima itu adalah nikmat yang Allah berikan.
16.Ibnu Qayyim menyebutkan ada 3 rukun syukur. Pertama itu mengakui nikmat dari Allah. Yang kedua, memuji Dzat yang memberi nikmat (Allah). Yang ketiga, dengan menggunakan kenikmatan itu untuk melakukan kebaikan. Jadi kalau kita tidak melakukan salah satu dari ketiga rukun syukur ini berarti kita belum bersyukur. Jadi orang yang sanggup untuk mengorbankan dirinya sebenarnya adalah bentuk dari rasa syukur. Pengakuan dia atas nikmat yang Allah berikan kepada dia dan ia sanggup untuk memberikan kepada orang lain. Kalau dia tidak punya pikiran, perasaan, dan keyakinan seperti itu maka tidak akan mungkin dia bisa memberi ke orang lain, pada saat dia juga sedang membutuhkan.
17.Dalam sebuah hadist disebutkan, iman itu ada 2. Separuhnya sabar dan separuhnya lagi syukur. Ini sama dengan ketika seseorang berkurban. Tujuannya supaya bersyukur. Ada seorang ulama yang berdoa: “Ya Allah, dulu hamba ini telanjang. Engkau kemudian tutupi aku dengan pakaian. Maka segala puji untukmu.” Jadi, coba kita hitung semua nikmat dari Allah. Itulah pengakuan nikmat. Ketika seseorang mendapatkan nikmat, maka dia mengakui dan memuji Allah yang memberi nikmat itu kemudian dia bersyukur. Minimal syukur itu dengan lisan. Ketika seseorang menjadi dermawan, maka itu adalah manifestasi dari rasa syukur.
18.Ada pepatah Arab yang berbunyi, “Tidak ada terima kasih atau syukur atas perkara-perkara yang wajib.“ Jadi kalau ada orang yang merasa bahwa memang seharusnya ini menjadi miliknya, maka dia tidak akan bersyukur. Dia merasa memang Allah seharusnya menghidupi atau memberi makan dirinya, maka dia jadi tidak bersyukur. Tetapi ketika dia merasa bahwa seharusnya dia tidak mendapatkan yang diterima saat ini. Contoh: Dia jarang ibadah tetapi mendapatkan nikmat dari Allah. Di situ baru ada rasa syukur. Ketika dia merasa yang didapatkan itu tidak pantas buat dia. Tetapi kalau dia merasa ini sudah seharusnya atau wajib dia terima, maka dia tidak bersyukur. Contoh: Seorang anak yang mengatakan kepada bapaknya, “Ya bapak kan memang seharusnya memberi saya makan. Ngapain saya harus bersyukur. Itu memang kewajiban bapak.“ Tetapi kalau dia punya pikiran yang lain, bahwa sebenarnya kalau bapaknya tidak mau memberi dia makan, itu sebenarnya urusan bapaknya. Karena bapaknya sudah memberi dia makan, dan dia mendapatkan sesuatu yang tidak di value atau dianggap wajib diberikan, maka dia akan jadi bersyukur.
19.Penting untuk punya pikiran yang positif kepada Allah. Contoh: “Saya sedang diuji dengan berbagai macam kekurangan dari Allah. Tapi saya tetap berpikir positif.” Dia selalu mengucapkan: “Alhamdulillah ala kulli hal. (Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan)“. Jadi dalam keadaan apapun dia selalu bersyukur. Nikmat yang paling nikmat itu adalah nikmat kesehatan, dan ini tidak bisa dibeli. Itu Allah yang kasih. Cuma kadang-kadang orang tidak merasa bahwa itu nikmat. Seolah-olah orang yang hidup dan diberikan kesehatan itu bukan nikmat. Padahal kalau dia sakit berapa yang harus dia bayar untuk berobat?
20.Cinta itu melahirkan pengorbanan. Seseorang bisa memberikan pengorbanan sebagaimana mestinya itu karena dia mensyukuri. Menyadari nikmat yang dia dapatkan. Positive thinking kepada Allah. Sehingga dalam situasi apapun dia selalu bisa bersyukur. Dia selalu bisa memberikan yang terbaik kepada Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Kalau kamu mengagungkan Allah terhadap apa yang sudah Allah anugerahkan kepadamu, agar kamu bersyukur.“ Makanya puncak iman itu adalah percaya kepada qada dan qadar Allah. Jadi kalau Allah mentakdirkan kita seperti saat ini, apapun kondisinya, maka tetap saja kita terima dengan berlapang dada. Apapun yang Allah perintahkan, maka kita jalankan.
21.Kita harus banyak husnuzan agar bersyukur atau harus bersyukur dulu? Prinsipnya kita harus husnuzan. Husnuzan itu artinya kita menaruh harapan yang tinggi kepada Allah (Ar Roja). Ketika kita menaruh harapan yang tinggi kepada Allah itu kita tidak ingin kehilangan kesempatan. Termasuk diantaranya memberikan kesempatan yang terbaik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
22.Banyaknya pengorbanan kita kepada Allah adalah bukti cinta kita kepada Allah. Makanya ketika Allah berbicara tentang kurban, tidak menyebutkan itu sebagai sebuah kewajiban. Kenapa? Karena kalau itu adalah sebuah kewajiban, maka akan ada orang yang merasa beban, bagi yang belum siap. Cinta itu akan menjadi pembeda orang yang siap dengan yang tidak siap. Contoh: Ada 4 orang bersaudara. Kalau anak itu benar-benar sayang dengan ibunya, ibunya minta sekali, maka dia akan langsung melaksanakan. Tetapi bagi anak yang belum terlalu sayang ibunya, maka itu akan jadi berat banget rasanya. Jadi berat itu untuk orang-orang yang belum punya rasa cinta. Tetapi bagi orang yang sudah punya rasa cinta, dia tidak terlalu merasa berat. Semakin besar pengorbanannya, maka akan semakin merasa berharga dia.
23.Being blue is another kind of beauty. Menjadi sedih karena cinta itu adalah bentuk lain dari keindahan. Sedih, tapi karena melakukan untuk yang kita cintai. Contoh: Sedang berdakwah lalu mendapat masalah (problem), misalnya dipersekusi. Itu sedih. Ini seperti yang dialami oleh Nabi Musa AS ketika akan ditangkap oleh Firaun, beliau berdoa kepada Allah. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang dia yakini dan cintai, maka dia akan berdoa, “Ya Allah, lihat aku ya Allah.“
24.Seseorang berkurban itu karena pembuktian cinta. Hukum kurban itu sebenarnya sunnah muakad. Walaupun dalam Mazhab Hanafi dipandang fardhu karena perintahnya dalam Surat Al Kautsar itu bersama dengan perintah sholat. Tetapi di mazhab selain Mazhab Hanafi dipandang sunnah muakad. Jadi kalau seseorang sudah cinta kepada Allah, lalu Allah perintahkan untuk berkurban, walaupun itu tidak wajib, maka dia akan berkurban. Sunnah muakad itu adalah sunnah yang kalau tidak dikerjakan itu kita merasa malu. Makanya Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan kurban. Di dalam kitab fikih sunnah itu ada 3 sunnah yang tidak pernah ditingggalkan oleh Rasulullah ﷺ. Salah satu diantaranya adalah berkurban.
25.Pada saat Rasulullah ﷺ melaksanakan haji wada, ada yang menyebutkan bahwa yang melaksanakan haji wada itu sekitar 100 ribu orang. Hanya 2 orang, yaitu Rasulullah ﷺ dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA yang melakukan haji qiran (melakukan umrah sekaligus haji), para sahabat yang lain melakukan haji tamattu (ibadah umrah dulu baru ibadah haji). Yang wajib untuk membayar DAM itu ada 2, haji qiran dan haji tamattu. Orang yang haji ifrad tidak wajib bayar DAM. Berapa jumlah hewan yang disembelih sendiri oleh Rasulullah ﷺ saat haji wada? Jumlahnya ada 63 ekor, sesuai dengan jumlah usia beliau saat itu. Hewan itu disembelih dengan tangan Rasulullah ﷺ sendiri. Kalau kita melihat hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Kurang apa Rasulullah ﷺ berkurban? Demikian juga dengan para sahabat Rasulullah ﷺ. Bagaimana mereka mengorbankan hartanya. Contoh: Abdurrahman bin Auf RA. Dalam salah satu kitab disebutkan infaknya untuk jihad saja lebih dari 40 ribu dinar (sekitar 400 miliar). Belum lagi yang digunakan untuk membebaskan budak (sekitar 30 ribu dinar atau 30.000 budak). Kalau bukan karena cinta, apa yang dicari oleh seorang Abdurrahman bin Auf RA? Dalam Surat Al-Hajj Allah sampai mengatakan kalau bukan karena ketakwaan maka orang tidak akan sanggup melakukan itu.
26.Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman, “Hamba-Ku akan terus-terusan mendekat kepada Ku melakukan amal-amal nafilah sampai Aku mencintainya. Kalau aku sudah mencintainya maka akan Aku berikan semuanya.“ Jadi pengorbanan itu akan menghasilkan cintanya Allah. Ketika kita mencintai Allah itu menuntut pengorbanan dan pengorbanan itu tidak akan sia-sia. Itu akan kembali dalam bentuk cinta-Nya Allah kepada kita, dan itu akan jauh lebih besar.
27.Pada saat kita mengakui Allah, memuji Allah, dan menggunakan nikmat-Nya Allah untuk melakukan ketaatan, termasuk saat diperintahkan untuk berkurban, maka kita berkurban. Itu sebenarnya adalah bentuk syukur. Ketika kita melakukan hal itu, pasti akan Allah tambah, akan Allah ganti dengan yang lebih besar dan lebih baik dari apa yang sudah kita berikan. Itu adalah janjinya Allah. Ketika Allah berbicara tentang kurban di dalam Al-Qur’an, maka ada orang yang fakir dan meminta-minta. Tetapi ada juga orang yang fakir tapi dia malu untuk meminta-minta. Maka kita harus punya kepedulian. Dorongan iman yang menuntut kita untuk memberikan kepada mereka, baik yang meminta maupun yang tidak meminta. Kalau kita mencintai orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri, maka orang belum ngomong saja kita sudah tahu.
28.Menurut Mazhab Syafi’i, status daging hewan kurban itu bisa dibagi 3. Sepertiga (1/3) bagian menjadi hak orang yang berkurban. Sepertiga nya (1/3) lagi untuk sedekah kepada fakir dan orang miskin. Sepertiganya (1/3) lagi untuk hadiah. Di siuilah orang non-muslim bisa dapat. Kurban ini juga bisa jadi wasilah untuk berdakwah. Pada saat kita kasih daging kurban maka orang lain akan merasa senang, dan mereka menjadi lebih terbuka. Orang yang ngasih kurban merasa senang, orang yang menitipkan hewan kurban juga merasa senang, karena kurban peruntukannya jelas.
29.Filosofi sunnah muakad bagi seorang muslim, apalagi bagi yang mampu itu kalau ditinggalkan seharusnya ia merasa malu. Bahkan papinya Ustadz Felix dalam 10 tahun terakhir selalu mau ikut berkurban. Ustadz Felix tetap bilang ke papinya bahwa karena beliau belum muslim, maka kurbannya atas nama Ustadz Felix saja. Kalau mau atas namanya sendiri, maka beliau harus log in dulu ke Islam. Semoga beliau dimudahkan untuk mendapatkan hidayah dari Allah. Walaupun ayahnya Ustadz Felix bukan muslim, tapi beliau juga bisa mendapatkan bagian dari kebahagiaan ketika ikut berkurban. Ini bisa menjadi penyemangat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar