31 Jul 2023

Manusia Diciptakan Dengan Karakter Pemenang

 Manusia Diciptakan Dengan Karakter Pemenang (Part 1) | Book Review: Menjadi Muslim Hebat-Part 15

Pengajian: Ustadz Oemar Mita

Tanggal: 17-05-22

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=cNVVe9FVe1w&t=1s

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

1.Manusia dalam pusaran ilmu itu terbagi ke dalam 4 kelompok. Yang pertama, dia tahu dirinya berilmu, maka dia beramal dan mendakwahkannya. Yang kedua, orang yang tidak mengetahui kalau dirinya berilmu, sehingga orang yang semacam ini harus dibangunkan dan disadarkan kalau dirinya orang yang berilmu. Yang ketiga, orang yang mengetahui dirinya bodoh, ia mengetahui kadar dirinya, lalu memecut dirinya untuk terus belajar dan mengkaji. Yang keempat adalah orang yang bodoh, tapi tidak sadar kalau dirinya bodoh. Dia malah sok tahu, sok pintar. Akhirnya ia menolak setiap nasihat. Kalau berbicara agama tidak pernah menakar dirinya, atas kebodohan yang ia miliki. Inilah seburuk-buruknya manusia. Kita memohon kepada Allah agar kita setidaknya masuk ke dalam kelompok ketiga, kedua, atau yang pertama. Kalau kita merasa bodoh, maka kita akan terus belajar dan terus menerima nasihat yang datang dari siapapun. Selama nasihat itu sesuai dengan petunjuk dari Al-Qur’an dan sunnah rasulullah ﷺ.

2.Siapapun yang mendapatkan 3 hal dalam hidupnya yaitu rasa sehat, rasa aman, dan telah diberikan kecukupan untuk dikonsumsi, maka seakan-akan telah dikumpulkan seluruh dunia untuknya. Ada banyak saudara kita yang tidak diberikan rasa sehat ketika bangun di pagi hari. Ada yang diberikan sehat, tetapi tidak diberikan rasa aman. Contoh: Saudara kita di Palestina dan di daerah kaum muslimin lain yang masih bergejolak. Ada yang diberikan sehat, diberikan rasa aman, tetapi ia tidak mendapatkan harta yang cukup untuk dikonsumsi pada hari itu. Maka kita harus selalu bersyukur kepada Allah. 

3.Orang yang beriman, akan bersyukur atas segala hal. Karena ia tidak pernah kehabisan alasan untuk bersyukur. Apapun yang Allah berikan, itulah yang terbaik. Mungkin Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi pasti Allah memberikan apa yang kita butuhkan pada kehidupan.

4.Dari proses penciptaan manusia, kita mengetahui bahwa karakter manusia itu bukan untuk menjadi pecundang. Tetapi dijadikan oleh Allah sebagai pemenang. Karena dari proses penciptaannya pun sudah memiliki makna filosofis yang sangat dalam. Ia menjadi pemenang diantara jutaan bahkan milyaran sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang wanita, dan akhirnya menjadi janin yang dilahirkan. Filosofi untuk menjadi pemenang sudah didik oleh Agama Islam sejak pertama kali ia diciptakan. Makanya kita juga dididik terus oleh Allah untuk menjadi pemenang dan menjadi orang yang terhebat.

5.Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk kalau kita mau berdoa tentang surga, “Kalau kalian berdoa, meminta kepada Allah, maka mintalah Surga Firdaus yang paling tinggi.” Disini kita dididik kembali oleh Allah dan rasul-Nya. Bahkan ketika meminta, maka itu menunjukkan kualitas kita sebagai orang yang terhebat. Karena kita tidak meminta yang biasa, yang pinggiran, tapi minta surga yang paling tinggi.

6.Terkadang kita membaca filosofi yang berasal dari barat, membaca quotes dari ilmuan atau peneliti barat. Tapi kita justru melupakan bahwa tidak ada yang terhebat kecuali datang dari Allah. Hasil yang terbaik juga datang dari Allah dan Rasul-Nya.

7.Pembahasan menjadi muslim hebat sangat penting supaya tidak ada inferiority complex. Tidak ada perasaan minder dan rendah diri dalam kehidupan seorang mukmin. Seorang mukmin harus memiliki izzah. Kaum muslimin adalah kaum yang ditinggikan oleh Allah, jika betul-betul beriman.  

8.Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada yang sanggup menandinggi ketinggian Islam yang telah ditinggikan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Yang menjadikan rendah itu karena kaum musliminnya. Ketika kaum muslimin tidak memiliki karakter hebat dan karakter pemenang di dalam kehidupan agama yang sudah ia dapatkan dari Allah. Inilah hidayah yang terbaik yang diberikan oleh Allah dalam kehidupan kita. Supaya kita menjadi orang yang terbaik pula di dalam agama yang telah Allah berikan dalam kehidupan kita.   

9.Kita perlu mempelajari bagaimana dengan mengelola kendali diri bisa memaksimalkan dan melesatkan potensi diri kita. Karena tidak akan mungkin kita bisa menjadi orang yang terhebat, kalau kita masih terbebani dengan kendala-kendala diri. PR internal ada di dalam diri kita. Maka kita harus berupaya untuk menyelesaikan satu per satu kendala diri kita. Musuh terbesar kita adalah diri kita.

10.Kita memiliki beberapa kekurangan, supaya Allah mengetahui siapa yang berusaha melewati satu per satu keterbatasan fisik dan kemampuannya untuk menuju kriteria yang diridhai oleh Allah. Orang yang terhambat pada kendala dirinya, maka ia tidak akan berhasil untuk melejitkan dirinya.

11.Salah satu kendala diri kita adalah suka overthinking atau under-estimate terhadap segala sesuatu. Dalam Syariat Islam kita diberitahu agar selalu positive thinking dalam melihat segala sesuatu. Kita juga diminta untuk membicarakan hal yang baik, karena ini akan menunjukkan optimisme. Hal yang baik itu akan diaminkan oleh para malaikat.

12.Kenapa Allah merahasiakan masa depan? Agar kita berprasangka yang baik, merencanakan yang terbaik, dan berdoa secara maksimal. Supaya kita optimis terhadap apa yang akan terjadi di kemudian hari.

13.Pada diri manusia itu terdapat sebuah penyakit yang menjadi musuh untuk meningkatkan kualitasnya.  Musuh itu adalah suka haus dengan pujian. Hal ini ada pada diri setiap manusia, kecuali orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Contoh: Para rasul, para nabi, dan para sahabat Nabi Muhammad  yang telah mendapat janji akan dimasukkan ke surga. Padahal pujian ini berbahaya pada kehidupan kita, kalau menjadi obsesi dan tujuan dalam kehidupan kita.

14.Surat Ali Imran ayat 188: Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.

15.Dalam Surat Ali Imran ayat 188 diatas, Allah menyebutkan penyakit dasar pada manusia itu adalah suka dipuji. Kalau kita tidak berupaya untuk membebaskan diri kita dan bertekad kuat untuk membebaskan hati dan pikiran kita dari pujian manusia dan popularitas dari manusia, maka kita tidak akan pernah bisa mengembangkan potensi diri kita menjadi kebaikan. Karena kehebatan yang kita bangun dihadapan Allah tidak akan pernah terwujud selama fokus dan target yang kita inginkan itu bukan Allah, tetapi manusia.

16.Riya atau mencari pujian diantara manusia itu termasuk penyakit yang berbahaya dalam kehidupan kita. Penyakit ini begitu lembut, sangat halus, tidak terasa. Makanya Rasulullah  mengilustrasikan penyakit riya pada kehidupan hati manusia sebagaimana semut hitam, diatas batu hitam, ditengah kegelapan malam. Tentunya mata biasa tidak akan bisa melihatnya. Kita juga tidak akan bisa merasakannya, kecuali kita menduduki semut itu, dan semut itu menggigit kita, baru kita merasa kalau di situ ada semut. Penyakit riya ada pada setiap manusia. Ini dapat mengubur kualitas kehidupan manusia. Tidak akan pernah berkualitas apapun yang kita lakukan selama kita gagal menaklukan penyakit ini.

17.Mengapa penyakit riya dibenci oleh Syariat islam? Perkara yang dilarang oleh syariat itu artinya berbahaya untuk diri kita, kehidupan kita dan kesehatan kita. Mengapa riya dikatakann syirik kecil? Karena ia berbahaya sekali. Pastinya ada keburukan jika orang berbuat riya di dalam kehidupannya.

18.Kenapa kita dilarang untuk begadang? Walaupun ini bukan termasuk kategori haram, tapi makruh. Rasulullah bersabda, “Saya tidak suka berbicara banyak setelah Sholat Isya.” Nabi kalau setelah Sholat Isya hanya berbicara sebentar dengan para sahabat, lalu pulang ke rumah. Berbicara sebentar dengan istrinya, lalu beliau tidur. Setelah sekian ratus tahun barulah kita mengetahui kenapa Nabi Muhammad  tidak suka begadang setelah Sholat Isya. Ternyata berdasarkan hasil penelitian medis, orang yang suka begadang lebih rentan terkena penyakit serius dibandingkan orang yang disiplin tidur setelah Sholat Isya. Ketika kita tidur setelah Sholat Isya maka akan mengistirahatkan bagian dalam dari tubuh, karena pemilik tubuhnya sudah tidur. Jadi kesimpulannya tidak ada perkara yang dimakruhkan atau diharamkan dalam Agama Islam kecuali di dalamnya ada keburukan.

19.Kenapa mencari pujian dari manusia (riya) dimasukkan sebagai kesyirikan?

· Pertama, Orang yang ingin dipuji, ingin mendapatkan tepuk tangan dari manusia dan popularitas adalah orang yang paling terbebani di dalam hidupnya. Karena setiap jam, setiap menit dia hanya memikirkan cara untuk mendapatkan keridhaan dari manusia. Akhirnya hidupnya dari satu tepuk tangan ke tepuk tangan berikutnya, walaupun karena itu terkadang ia harus mengorbankan keluarganya. Lama-lama ini akan menggerogoti dan membuat jiwanya menjadi keropos. Contoh: Orang yang mengalami ganguan kejiwaan narsistik. Dampaknya secara psikis berat. Karena orang semacam ini tidak bisa menerima sebuah masukan dan kritikan. Karena yang ia inginkan pujian bukan kritikan dan masukan. Jadi ini dilarang karena akan menjadikan manusia itu rentan. Hidupnya terpenjara dengan yang diinginkan manusia lain. Padahal kita paham, dalam kehidupan ini kita tidak mungkin mendapatkan keridhaan dari seluruh manusia.

· Kedua, karena akan menggerogoti dan mengurangi kekuatan yang ada di dalam diri kita. Karena akhirnya kita tidak akan siap untuk mendapatkan kritikan. Makanya manusia berusaha terus untuk mendapatkan pujian dengan menghalalkan segala macam cara dalam hidupnya. Contoh: Kalau dia mau dipuji karena kecantikannya, maka ia akan berusaha dengan berbagai macam suntikan dan operasi plastik agar tetap cantik. Orang seperti ini hatinya keropos. Bisa jadi ia tersenyum diantara manusia, tapi dia menangis saat berada di kamar mandi.      

20.Imam Syafi’i berkata, “Kalau kamu hanya hidup untuk mendapatkan keridhaan manusia, maka akan sangat mustahil didapatkan.” Kita bisa saja dipuji oleh suatu kaum, tapi tidak dipuji oleh kaum yang lainnya, karena itulah sifat manusia.

21.Di beberapa negara ada orang yang bunuh diri karena hujatan. Padahal kalaulah kita memiliki kebesaran jiwa, bahwasanya hidup kita tidak akan lepas dari orang yang suka dan tidak suka, yang mem-bully kita, mungkin bisa jadi tingkat bunuh diri karena hujatan itu bisa berkurang atau diminimalisir. Jadi dibalik setiap pujian yang diberikan oleh manusia, ada hati yang keropos, baik dia sadari atau tidak disadari.

22.Kenapa kita diperintahkan untuk ikhlas dalam beribadah dan melakukan ketaatan? Bahkan salah satu inti dari hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad  adalah untuk bisa ikhlas. Hal ini baru akan terjawab ketika kita mengetahui keburukan kalau hidup kita hanya untuk menanti pujian dari manusia. 

23.Ibnu Rajab mengatakan, ”Sesungguhnya haditsnya Nabi Muhammad  ada lebih dari 1 juta (mengacu kepada hadist yang dihafal oleh Imam Ahmad bin Hanbal). Dari 1 juta hadist itu, intinya ada 3. Pertama, segala amal tergantung dari niatnya. Yang kedua, hadits dari Aisyah RA. Bahwasanya amal itu tergantung dari ilmunya. Yang ketiga hadits dari An-Nukman bin Basyir. Yaitu tentang harta yang harus bersih dari yang haram dan syubhat. Yang hahal itu jelas dan yang haram itu jelas. Yang tidak jelas itu berada diantara yang halal dan haram.” Jadi inti hadits pada ketiga hal diatas, sepertiganya terletak pada niat.

24.Kenapa masalah niat itu penting? Karena itulah yang akan mengistirahatkan hati kita. Karena jika mengikuti perkataan manusia itu akan membuat kita lelah dan letih. Kita butuh istirahat. Istirahatnya itu ketika kita sudah menghadapkan hati, jiwa, dan pikiran kita hanyalah untuk mencari keridhaan Allah. Tepuk tangan manusia itu bisa membunuh kita jika tidak kita sadari, jika kita tidak berhati-hati. Makanya hal ini diantisipasi oleh Syariat Islam.

25.Jika kita hanya mengharap pujian dari manusia maka kita tidak akan mengejar kualitas dalam beribadah. Yang penting sudah mendapat pujian manusia, maka sudah merasa cukup. Makanya Allah mengingatkan dalam Surat Ali Imran ayat 188 diatas. Agar kita menelisik ke dalam diri kita. Apakah kita sudah berinteraksi pada hati kita untuk menyembuhkan penyakit hati untuk dipuji dan dilihat oleh orang lain? Padahal pada saat itu kita terpenjara.

26.Pujian manusia itu hanya sepanjang lidahnya. Sebesar apapun kita dipuji oleh manusia, lalu kita mengorbankan apapun untuk mengejar pujian manusia, maka kita harus ingat, bahwa pujian manusia itu tidak absolut, tidak mutlak. Bisa jadi kita sebenarnya itu tidak patut untuk dipuji. Bisa jadi kita tidak melakukan apa-apa, tapi orang lain menyangka kita yang melakukan hal itu, lalu kita dipuji, dan kita menikmati pujian untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar