![]() |
| pidato Menghindari Malas. |
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang
terhormat
bapak Imran Suherman selaku guru pembimbing pelajaran Bahasa Indonesia
serta Teman-teman
yang saya sayangi dan yang saya banggakan.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
curahan nikmat-Nya yang tiada terhingga diberikan kepada kita, sehingga kita
dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Pada kesempatan kali ini, saya
akan menyampaikan pidato yang berjudul Menghindari Malas.
Teman-teman yang saya banggakan,
Jika
kita melihat kenyataan sekarang, manusia sangat dimanjakan oleh zaman. Kemajuan
teknologi yang semakin tinggi ini semakin membuat kita tidur terlelap. Televisi
sudah memakai remote, handphone memiliki fasilitas yang sangat lengkap, dan
internet yang penyebarannya semakin luas di kalangan masyarakat. Semua yang
kita inginkan tersedia dengan lengkap. Tanpa kita sadari, semua fasilitas yang
kita miliki pada saat ini telah membuat kita memiliki suatu kebiasaan yang
buruk, yaitu bermalas-malasan. Semua jadi serba mudah, yang akhirnya melakukan
hal sulit sedikit
tidak mau kita lakukan.
Jika
hal ini terus-menerus
dibiarkan, tentu dampaknya akan sangat buruk bagi masa depan bangsa. Kita,
sebagai generasi muda harus menghindari sifat malas karena sifat malas ini
sangat berbahaya bagi masa depan kita.
Untuk
mengatasi sikap bermalas-malasan, kita dapat melakukan tiga cara.
Pertama,
jangan menyerah sebelum mencoba.
Paksakan diri kita untuk mulai mencoba, janganlah berpikir bahwa kita tidak
bisa atau hal ini terlalu sulit, namun kita harus tetap berpikir positif,
Gantilah kata saya harus bisa dengan saya menginginkan/saya membutuhkan untuk
memotivasi kita dalam meraih sesuatu yang kita inginkan..
Kedua,
Pelihara harapan sukses kita. Harapan adalah kekuatan yang membuat kita sanggup
bertahan dalam kondisi apapun. Harapan yang senantiasa mengelora dalam dada
akan membinasakan racun kemalasan yang mengekang raga kita. Kita harus selalu
ingat bahwa kita tidak boleh berhenti berharap, karena tidak
ada manusia yang bodoh tetapi yang ada hanyalah manusia yang malas.
Ketiga,
manfaatkanlah fasilitas yang kita miliki dengan baik. Pada era globalisasi ini,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teknologi sudah sangat berkembang pesat.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini harus kita manfaatkan dengan
baik, bukan untuk memanjakan kita. Serta manfaatkanlah waktu yang telah
diberikan kepada kita.
Waktu
adalah batas. Waktu adalah jangka, rentang dan masa. Masa hidup adalah jumlah
waktu yang kita gunakan dalam hidup. Rentang waktu
adalah jarak dimulainya dan berakhirnya usia hidup yang
kita miliki,
jangka dan masa dalam waktu menunjukan keterbatasan manusia. Adanya rentang, masing-masing
orang atau daerah memiliki peribahasa sendiri-sendiri. Orang barat
mengatakan, Time is Money. Sedangkan orang Arab
mengatakan waktu adalah pedang. Kita tidak perlu membicarakan prinsip hidup
orang barat yang berprinsip waktu adalah uang. Karena prinsip ini jelas hanya
akan menjadikan manusia yang tamak dan rakus terhadap hal-hal duniawi. Yang
lebih penting bagi umat muslim, bahwa waktu adalah pedang. Pedang yang ketika
salah penggunaannya akan melukai atau bahkan membunuh kita sendiri.
Falsafah waktu adalah pedang
menggambarkan bagaimana pentingnya waktu dalam hidup kita. Jika kita
menggunakan waktu secara baik, tentu kita akan menjadi manusia yang berjaya di
muka bumi ini. Tetapi sebaliknya, jika kita menyia-nyiakan waktu tentu
ketertindasan, kekalahan dan bahkan kehancuran bagi kita.
Manusia yang paling berpengaruh dalam buku yang di tulis oleh Micahael
Hart adalah Nabi Muhammad SAW. satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil
meraih sukses-sukses luar biasa baik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi, bersabda, ”Ada dua
nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan
kesempatan.” (HR Bukhori). Hadits ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan
kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya.
Imam Al-Ghazali dalam
bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan. Karena itu,
Islam menjadikan kepiawaian dalam memanfaatkan waktu termasuk di antara
indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan. “Tiada suatu nafas yang terlepas
dari kita, melainkan disitu pula ada takdir Allah yang berlaku atas diri kita.”
saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur. Jangan pernah Kita sia-sia kan waktu dan kesempatan
hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak membawa kebaikan dunia
akhirat kita.
Dr
Yusuf Al-Qaradhawi menulis : “Waktu terus berlalu dan tak pernah kembali. ia
adalah harta manusia yang paling berharga. Ia adalah kehidupan bagi seorang
muslim. Belajarlah dari perjalanan hari-hari, dari pergantian siang dan malam.
Sebab di dalam keduanya ada sesuatu yang baru dan keduanya juga dapat
mendekatkan sesuatu yang jauh.”Dan ketahuilah pada masing-masing waktu yang
terlewati ada kewajiban yang harus kita laksanakan untuk ALLAH. Di antaranya
adalah :
1. Bagi yang mendapat kenikmatan, wajib baginya untuk bersyukur.
2. Bagi yang mendapat kesengsaraan, wajib baginya untuk bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya.
3. bagi yang sedang dalam ketaatan, wajib terus berharap kepada ALLAH, agar kebaikan, hidayah dan taufiq selalu tertanam di dalam jiwa.
4. Bagi yang berada dalam kemaksiatan, wajib baginya memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.
1. Bagi yang mendapat kenikmatan, wajib baginya untuk bersyukur.
2. Bagi yang mendapat kesengsaraan, wajib baginya untuk bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya.
3. bagi yang sedang dalam ketaatan, wajib terus berharap kepada ALLAH, agar kebaikan, hidayah dan taufiq selalu tertanam di dalam jiwa.
4. Bagi yang berada dalam kemaksiatan, wajib baginya memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.
Demikian
yang bisa saya sampaikan Saya harap apa yang disampaikan ini dapat berguna bagi kita semua. Kemalasan merupakan sesuatu yang
normal dalam hidup kita. Karena normal maka dia pun bisa diatasi atau
mensiasati rasa malas itu dan tidak
menyia-nyiakan
kesempatan atau waktu. Karena Orang yang mengetahui
dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan
kebahagiaan. semoga kita termasuk dalam golongan tersebut.
Amin… mohon maap apabila ada kata yang
kurang berkenan.
Wassalammua’laikum wr.wrb.


