30 Okt 2016

pidato Menghindari Malas.

pidato Menghindari Malas. 

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang terhormat bapak Imran Suherman selaku guru pembimbing pelajaran Bahasa Indonesia
serta Teman-teman yang saya sayangi dan yang saya banggakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas curahan nikmat-Nya yang tiada terhingga diberikan kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato yang berjudul Menghindari Malas.
Teman-teman yang saya banggakan,
Jika kita melihat kenyataan sekarang, manusia sangat dimanjakan oleh zaman. Kemajuan teknologi yang semakin tinggi ini semakin membuat kita tidur terlelap. Televisi sudah memakai remote, handphone memiliki fasilitas yang sangat lengkap, dan internet yang penyebarannya semakin luas di kalangan masyarakat. Semua yang kita inginkan tersedia dengan lengkap. Tanpa kita sadari, semua fasilitas yang kita miliki pada saat ini telah membuat kita memiliki suatu kebiasaan yang buruk, yaitu bermalas-malasan. Semua jadi serba mudah, yang akhirnya melakukan hal sulit sedikit tidak mau kita lakukan.
Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, tentu dampaknya akan sangat buruk bagi masa depan bangsa. Kita, sebagai generasi muda harus menghindari sifat malas karena sifat malas ini sangat berbahaya bagi masa depan kita.
Untuk mengatasi sikap bermalas-malasan, kita dapat melakukan tiga cara.
Pertama, jangan menyerah sebelum mencoba. Paksakan diri kita untuk mulai mencoba, janganlah berpikir bahwa kita tidak bisa atau hal ini terlalu sulit, namun kita harus tetap berpikir positif, Gantilah kata saya harus bisa dengan saya menginginkan/saya membutuhkan untuk memotivasi kita dalam meraih sesuatu yang kita inginkan..
Kedua, Pelihara harapan sukses kita. Harapan adalah kekuatan yang membuat kita sanggup bertahan dalam kondisi apapun. Harapan yang senantiasa mengelora dalam dada akan membinasakan racun kemalasan yang mengekang raga kita. Kita harus selalu ingat bahwa kita tidak boleh berhenti berharap, karena tidak ada manusia yang bodoh tetapi yang ada hanyalah manusia yang malas.
Ketiga, manfaatkanlah fasilitas yang kita miliki dengan baik. Pada era globalisasi ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teknologi sudah sangat berkembang pesat. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini harus kita manfaatkan dengan baik, bukan untuk memanjakan kita. Serta manfaatkanlah waktu yang telah diberikan kepada kita.
Waktu adalah batas. Waktu adalah jangka, rentang dan masa. Masa hidup adalah jumlah waktu yang kita gunakan dalam hidup. Rentang  waktu adalah jarak dimulainya dan berakhirnya usia hidup yang kita miliki, jangka dan masa dalam waktu menunjukan keterbatasan manusia. Adanya rentang, masing-masing orang atau daerah memiliki peribahasa sendiri-sendiri. Orang barat mengatakan, Time is Money. Sedangkan orang Arab mengatakan waktu adalah pedang. Kita tidak perlu membicarakan prinsip hidup orang barat yang berprinsip waktu adalah uang. Karena prinsip ini jelas hanya akan menjadikan manusia yang tamak dan rakus terhadap hal-hal duniawi. Yang lebih penting bagi umat muslim, bahwa waktu adalah pedang. Pedang yang ketika salah penggunaannya akan melukai atau bahkan membunuh kita sendiri.
Falsafah waktu adalah pedang menggambarkan bagaimana pentingnya waktu dalam hidup kita. Jika kita menggunakan waktu secara baik, tentu kita akan menjadi manusia yang berjaya di muka bumi ini. Tetapi sebaliknya, jika kita menyia-nyiakan waktu tentu ketertindasan, kekalahan dan bahkan kehancuran bagi kita.
Manusia yang paling berpengaruh dalam buku yang di tulis oleh Micahael Hart adalah Nabi Muhammad SAW. satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses  luar biasa baik  dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi, bersabda, ”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori). Hadits ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya.
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan. Karena itu, Islam menjadikan kepiawaian dalam memanfaatkan waktu termasuk di antara indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan. “Tiada suatu nafas yang terlepas dari kita, melainkan disitu pula ada takdir Allah yang berlaku atas diri kita.” saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur. Jangan pernah Kita sia-sia kan waktu dan kesempatan hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak membawa kebaikan dunia akhirat kita.
Dr Yusuf Al-Qaradhawi menulis : “Waktu terus berlalu dan tak pernah kembali. ia adalah harta manusia yang paling berharga. Ia adalah kehidupan bagi seorang muslim. Belajarlah dari perjalanan hari-hari, dari pergantian siang dan malam. Sebab di dalam keduanya ada sesuatu yang baru dan keduanya juga dapat mendekatkan sesuatu yang jauh.”Dan ketahuilah pada masing-masing waktu yang terlewati ada kewajiban yang harus kita laksanakan untuk ALLAH. Di antaranya adalah :

1. Bagi yang mendapat kenikmatan, wajib baginya untuk bersyukur.
2. Bagi yang mendapat kesengsaraan, wajib baginya untuk bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya.
3. bagi yang sedang dalam ketaatan, wajib terus berharap kepada ALLAH, agar kebaikan, hidayah dan taufiq selalu tertanam di dalam jiwa.
4. Bagi yang berada dalam kemaksiatan, wajib baginya memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.

Demikian yang bisa saya sampaikan  Saya  harap apa yang disampaikan ini dapat berguna bagi kita semua. Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup kita. Karena normal maka dia pun bisa diatasi atau mensiasati rasa malas itu dan  tidak menyia-nyiakan kesempatan atau waktu. Karena Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan. semoga kita termasuk dalam golongan tersebut. Amin…  mohon maap apabila ada kata yang kurang berkenan.


Wassalammua’laikum wr.wrb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar