Tentang Hati yang Harus Dijaga | Me & My Half Dien - Day 3
Pengajian : Ustadz Oemar Mita
Tanggal 16-12-23
Sumber: Mosfeed Premium
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
1. Meluruskan niat. Dorongan kita untuk menikah yang pertama itu bukan karena rasa cinta, tetapi pernikahan itu adalah ibadah yang kita berikan kepada Allah. Terkadang Allah memberikan ujian dalam pernikahan kita. Menikah karena hal ini merupakan ibadah kita kepada Allah, saat ini sudah mulai luntur. Hal ini karena masalah fisik dan materi adalah yang lebih menjadi pertimbangan bagi sebagian orang ketika akan menikah. Orang yang menikah karena paras, maka dia akan dihinakan dengan apa yang dia inginkan. Orang yang menikah karena harta, maka dia akan disiksa dengan kekurangan yang tidak ada ujungnya. Syarat pertama dari pernikahan adalah untuk mendapatkan keridhaan dari Allah. Inilah energi terbesar pada kehidupan kedua insan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Sang suami mengharapkan pahala di sisi Allah, demikian juga sang istri ingin mendapatkan pahala di sisi Allah.
2. Apa dampaknya kalau kita betul-betul mencintai seseorang di dalam pernikahan itu semata-mata untuk mencari keridhaan Allah? Yang pertama pada saat ia mencari pasangan, maka kriterianya adalah yang Allah ridhai. Orang yang bukan menikah karena Allah, maka caranya adalah melalui pacaran. Walimah yang ia pilih akan menggunakan konsep Barat yang tidak mencerminkan syariat Islam. Kriteria dalam memilih pasangan bukan yang sudah ditetapkan oleh Allah tetapi berdasarkan syahwat. Mungkin karena ia terkenal, kaya raya, dan memiliki perusahaan. Kalau menikah bukan karena Allah, maka semua pertimbangan, jalan, metode, yang berkaitan dengan pernikahannya tidak diprioritaskan kepada Allah. Tetapi mendahulukan yang dia inginkan dan konsep yang ia mau, tanpa melihat syariat yang ditetapkan oleh Allah. Orang yang menikah karena Allah, maka standarnya adalah yang Allah ridhai. Contoh: Menikahi seorang wanita karena ia memiliki hafalan Al-Qur’an yang sangat banyak, walaupun secara fisik mungkin agak kurang. Tetapi karena ada kebaikan dari wanita itu yang merupakan standar akhirat.
3. Kedua, orang yang menikah karena Allah, maka ia akan mudah untuk menerima nasihat dari Allah dan Rasul-Nya di dalam pernikahan mereka. Kenapa dia mudah menerima nasihat yang datang dari Allah dan Rasul-Nya? Karena niatnya menikah itu memang karena Allah, sehingga apapun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya akan diterima. Pada saat ada kesalahan dalam biduk rumah tangga mereka, maka mereka akan gampang untuk menerima nasihat. Ada nasihat bagus dari seorang mediator kepada sepasang suami istri yang sudah mendekati proses perceraian. Mediator itu mengutip salah satu ayat dari Al-Qur’an (Surat Al-Baqarah ayat 237), “Jangan kamu melupakan keutamaan diantara kamu.“ Sepasang suami istri itu kemudian mengulang-ulang nasihat dari mediator itu selama 3 hari. Setelah 3 hari, maka mereka bertemu lagi dengan mediatornya. Akhirnya sepasang suami istri itu mengurungkan niatnya untuk bercerai, karena ingat keistimewaan dan kebaikan dari pasangannya yang mereka lupakan pada saat bertengkar. Pasangan yang menikah karena Allah, maka pada saat ada masalah mereka akan mencari solusi dan bukan mengumbar masalahnya di media sosial. Mereka akan bertanya kepada orang yang sholeh, yang lebih taat dan lebih tua dari mereka untuk membantu mereka melihat solusi yang tidak mereka lihat.
4. Ketiga, orang yang menikah karena Allah, pada saat mereka terluka dan mengalami kekecewaan, maka luka itu akan cepat pulih. Kenapa? Karena dia tahu bahwa dalam pernikahan itu tidak memburu kepuasan. Dalam pernikahan kita pasti akan pernah mengalami kekecewaan dan hati yang terluka. Mereka tahu dalam pernikahan itu memang tidak menjamin akan mendapatkan kebahagiaan setiap saat. Mereka menikah karena ingin mendapatkan pahala, bukan kerena ingin mendapatkan kepuasan atau kebahagiaan. Ini yang akan menjadi bahan evaluasi saat terjadi gesekan di dalam rumah tangganya.
5. Keempat, orang yang menikah karena Allah, maka apapun turbulance yang ada dalam kehidupan mereka segera mendapat pertolongan dari Allah. Dengan tiba-tiba Allah jadikan si istri lebih bersabar. Si suami akhirnya bertobat kepada Allah. Dengan 1001 cara yang Allah miliki untuk menjadikan hati mereka bertaut dan mencintai kembali. Walaupun sebelumnya mereka terbakar dengan rasa benci yang ada pada jiwa mereka. Ketika mereka mendapati masalah yang membesar, Allah yang akan memberikan mereka pertolongan. Ketika Allah berikan pertolongan, maka dengan mudahnya masalah itu dilalui. Akhirnya kehidupan mereka kembali normal. Menikah karena cinta itu tidak salah, tapi jangan ditempatkan di nomor 1. Nomor 1 nya itu tetap karena Allah. Menikah karena Allah itu seperti kita mengisi bahan bakar mobil 3000 CC dengan bahan bakar yang tepat. Mobil akan melaju dengan kencang. Mesin mobil juga bersih.
6. Mengosongkan hati dan mengukur kebutuhan. Pernikahan itu sejatinya harus memberikan akurasi yang tepat. Kita mendapatkan jodoh sesuai dengan kebutuhan (hajat) kita, selain dari niat di poin yang pertama tadi. Pernikahan itu adalah bentuk ibadah kita kepada Allah dan untuk mendapatkan pahala dari sisi Allah. Pernikahan itu bukan hanya masalah cinta dan rasa, tetapi mengukur dengan akurasi yang tepat. Bahwasanya orang yang kita nikahi sesuai dengan kebutuhan kita dalam menjalani kehidupan. Jabir bin Abdullah RA adalah salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah ﷺ. Beliau bisa memilih istrinya dari kalangan gadis, karena keilmuan dan kedekatan beliau dengan Rasulullah ﷺ. Mudah baginya untuk mendapatkan gadis yang beliau inginkan. Tapi Jabir mengukur kebutuhannya. Ia memiliki beban yang banyak. Kalau dia memaksakan diri untuk menikah dengan seorang gadis. Dia khawatir adik-adiknya belum terbiasa untuk menerima wanita yang seusia dengan mereka. Si wanita juga akan berat kalau baru menikah sudah menerima beban adik-adik yang terlalu banyak. Itulah yang menjadi alasan Jabir memilih seorang janda.
7. Kenapa istri pertama Rasulullah ﷺ adalah seorang janda yang usianya lebih tua dari usia Rasulullah ﷺ? Saudagar kaya raya itu bernama Khadijah RA. Yang menjadi pertanyaan kita, kenapa Rasulullah ﷺ tidak dinikahkan dengan gadis yang kaya raya? Allah mengatur pernikahan Rasulullah ﷺ bukan sekedar yang menjadi kemauan Rasulullah ﷺ. Hal ini memberi pelajaran kepada kita. Allah mengatur dengan akurasi yang tepat. Bahwasanya kebutuhan Nabi Muhammad ﷺ itu besar, ketika beliau akan dipilih menjadi seorang Nabi dan Rasul. Beliau mendapatkan rezeki berupa kecintaannya kepada Khadijah RA. Hal ini sangat dibanggakan oleh Rasulullah ﷺ. Khadijah RA itu tepat menikah dengan Rasulullah ﷺ, karena sesuai dengan kebutuhan Rasulullah ﷺ. Dakwahnya Rasulullah ﷺ yang membutuhkan banyak dukungan finansial dapat di back up oleh Khadijah RA. Khadijah RA juga memiliki kedewasaan yang membuat dia dapat mendidik anaknya dengan baik. Hal inilah yang dibutuhkan oleh Rasulullah ﷺ ketika beliau melewati masa-masa berat ketika dihantam dengan berbagai macam ujian. Karakter Khadijah RA itu benar-benar tepat untuk mendampingi Rasulullah ﷺ. Akhirnya mudah bagi Khadijah RA untuk membenarkan setiap berita yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ. Interaksinya dengan pendeta Buhaira membuat beliau tahu bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah laki-laki yang diutus oleh Allah. Inilah pernikahan yang diukur berdasarkan kebutuhan.
8. Pernikahan jangan sampai hanya suka cita di media sosial. Contoh: Menikah dengan selebgram atau orang yang terkenal. Tetapi tidak kita sesuaikan dengan akurasi kebutuhan kita. Akhirnya terjadi gesekan yang bisa membakar apapun. Sebagaimana rumput yang kering, hanya mendapatkan kibasan angin pun bisa terbakar karena gesekan satu rumput dengan rumput yang lainnya. Jadi jangan sampai mata kita sudah dibutakan dengan keinginan. Kita harus berlindung dari cinta buta yang menjadikan kita tidak logis dan menolak semua nasihat. Kalau kita ingin menikah, maka lihat kurikulum kita ke depan itu mau kemana. Maka carilah pasangan yang sesuai dengan kurikulum kita ke depan. Yang bisa mem-back up kita. Bukan hanya semata-mata perayaan suka cita atas cinta yang bersatu. Tapi ada sebuah akurasi dari kebutuhan yang kita hadirkan dengan orang yang tepat untuk menemani kita menyelesaikan tugas dan amanah dalam kehidupan kita.
9. Kisah Salahudin Al Ayyubi. Ayahnya, Najmuddin Al Ayyubi yang sudah siap menikah, mendapat banyak tawaran gadis-gadis pilihan dari keluarga kerajaan. Salah satunya putri dari Malik Syah. Tapi beliau tidak ada hajat untuk menerima pinangan Malik Syah, walaupun secara urusan dunia dan syahwat semua itu ada untuk menjatuhkan pilihan kepada anak Malik Syah. Tapi Najmuddin Al Ayyubi tidak mau. Akhirnya Najmuddin mengukur kebutuhannya. Dia sedang gelisah memandang Baitul Maqdis yang belum kembali ke pangkuan kaum muslimin. Najmuddin ingin menikah dengan wanita yang mempunyai cita-cita yang sama dengannya, yaitu membebaskan Baitul Maqdis. Najmuddin kemudian ingin belajar kepada seorang Syeikh. Ternyata Syeikh itu sedang berbicara dengan seorang wanita yang selalu menolak pinangan dari banyak laki-laki, karena para laki-laki itu tidak mempunyai cita-cita yang sama dengannya. Wanita itu ingin dapat berperan dalam pembebasan Baitul Maqdis. Mendengar hal ini Najmuddin segera melamar wanita tersebut. Akhirnya lahirlah seorang anak yang bernama Salahuddin Al Ayyubi yang membebaskan Baitul Maqdis. Menikah itu berdasarkan kebutuhan. Kalau kita ingin anak kita suatu hari nanti bisa membebaskan Baitul Maqdis, maka carilah seorang wanita yang juga memiliki kecintaan kepada Baitul Maqdis.
10.Sholat Istikharah itu adalah sholat 2 rakaat yang bukan sholat wajib. Tujuannya untuk mengetuk dan membuka pintu langit, meminta jawaban kepada Allah, supaya kita mendapatkan keyakinan atas sebuah pilihan yang kita miliki. Tujuannya supaya pilihan kita berkesesuaian dengan pilihan yang datang dari Allah. Agar kita tidak salah jalan. Sholat Istikharah ini merupakan hal besar. Menurut Ustadz Oemar Mita ini adalah bagian dari karunia Allah. Betapa besarnya pertolongan Allah kepada orang yang beriman. Sehingga ketika ada orang beriman yang merasa bodoh dan bingung dengan pilihannya, maka Allah menurunkan sebuah syariat yang bernama Sholat Istikharah. Sholat Istikharah itu bukan hanya untuk membantu orang yang ingin menikah, tetapi dapat digunakan ketika kita menghadapi beberapa pilihan yang berbeda dan beragam, maka kita bisa menunaikan Sholat Istikharah. Contoh: Mau beli mobil. Menentukan bulan yang tepat untuk pergi umrah. Maka kita bisa mengerjakan Sholat Istikharah. Tetapi memang persepsi masyarakat kita sudah terlanjur salah. Sholat Istikharah hanya dipakai untuk pernikahan. Memang betul bisa dipakai untuk pernikahan, tetapi bukan hanya untuk pernikahan itu. Sholat Istikharah bisa dipakai ketika kita akan menikah dan di setiap perkara yang membuat kita bingung untuk menjatuhkan pilihan.
11.Rasulullah ﷺ bersabda, “Kalau kalian memiliki suatu keinginan dan merasa bimbang dengan pilihan itu, maka hendaklah kalian sholat 2 rakaat yang bukan sholat wajib (mengerjakan Sholat Istikharah). Sholat Istikharah ini dapat memberikan jawaban. Bagaimana cara memastikan jawaban dari Sholat Istikharah? Sebagian besar masyarakat kita mengartikan jawaban dari Sholat Istikharah itu lewat mimpi. Memang ada yang lewat mimpi. Tetapi mimpi itu bukan satu-satunya jawaban dalam Sholat Istikharah.
12.Mengenali jawaban hati sebelum menjatuhkan pilihan. Kadang-kadang ada pernikahan yang melalui jawaban dari mimpi. Tetapi tidak banyak jawaban Sholat Istikharah itu lewat mimpi. Kalau kita bimbang saat ingin melangkah dalam sebuah pernikahan, lalu di dalam pernikahan itu kita merasa bimbang apakah ingin melanjutkan atau berhenti, maka setidaknya ada 3 kondisi menurut Syeikh Al 'Utsaimin. Pertama, kalau kita dicondongkan hatinya untuk terus maju, dan Allah mudahkan dalam setiap urusan ke depannya, maka itu merupakan tanda dari Allah bahwasanya perkara itulah yang baik untuk kita. Dijadikan hati kita condong dan keyakinannya bertambah. Lalu dimudahkan semua perkara-perkara kita dalam menikahinya. Kedua, pada saat akan menikah kita menghadapi banyak turbulensi masalah yang timbul. Setiap selesai satu masalah, maka timbul masalah yang baru. Itu adalah tanda dari Allah agar kita berhenti dari setiap masalah yang timbul dan jangan diteruskan. Ketiga, bisa jadi pada saat seseorang melakukan Sholat Istikharah, ia diliputi keraguan. Tapi dia tidak mendapatkan kesulitan. Kalau kondisi yang ketiga ini agak susah. Dia agak ragu, tapi perjalanannya baik-baik saja. Syeikh Al 'Utsaimin menyarankan agar dia tetap melanjutkan perjalanannya, sembari meminta bantuan dan pertolongan dari Allah. Sholat Istikharah itu adalah syariat fikih yang wajib diketahui oleh setiap anak muda. Supaya ketika kita menikah itu betul-betul menyertakan jawaban Allah dalam setiap langkah yang dipilih. Bisa jadi ada orang yang menikah, lalu ia diliputi oleh banyak masalah. Mungkin karena dia tidak melakukan Sholat Istikharah. Bisa juga dia sudah mengerjakan Sholat Istikharah dan Allah juga sudah memberikan banyak tanda atau sinyal berupa banyaknya ujian. Akhirnya pernikahannya tidak berujung dengan kebaikan.
13.Hati sebagai perangkat untuk memisahkan cinta dan nafsu. Jangan sampai syahwat itu menguasai pilihan hati kita. Lalu akhirnya menyebabkan tragedi dan penyesalan dalam hidup kita nanti. Orang yang menikah karena cantik dan ketampanan biasanya nanti akan diuji dengan kehinaan. Orang yang menikah karena harta itu biasanya akan diuji dengan kekurangan. Maka penting dalam proses menuju pernikahan, kita harus mengkondisikan hati kita. Hati harus dapat berfungsi untuk memisahkan syahwat agar tidak mendominasi pilihan. Jangan sampai syahwat menjadi raksasa yang mendominasi pikiran kita, sampai kita tidak bisa berpikir secara bijak saat ingin menentukan pilihan. Kalau syahwat sudah menutupi mata, maka dia tidak akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.
14.Imam Ahmad bin Hanbal tampil untuk memberikan contoh yang terbaik. Beliau benar-benar mengontrol hatinya. Wanita yang dia pilih sebagai istri justru yang tidak disukai oleh hawa nafsunya. Akhirnya pilihan itulah yang memberikan keberkahan kepada Imam Ahmad. Wanita yang dipilih oleh Imam Ahmad akhirnya melahirkan seorang anak yang bernama Abdullah. Istrinya benar-benar mendidik anak itu dengan sangat luar biasa sampai Abdullah pun menjadi ulama. Walaupun tidak seterkenal Imam Ahmad, karena potensi ilmunya tidak sebesar Imam Ahmad. Tetapi Abdullah itu termasuk ulama yang dikenal dalam Mazhab Hambali.
15.Ketika syahwat itu mendominasi maka seseorang akan menjatuhkan pilihan berdasarkan kriteria-kriteria duniawi yang tidak ada habisnya. Kalau kita memilih pasangan berdasarkan cantiknya, maka akan ada wanita yang lebih cantik dari istri kita. Kalau hanya memilih tampan semata, maka kita pasti akan kecewa, karena ada banyak orang yang lebih tampan dari suami kita hari ini. Hari ini kita hidup di zaman fitnah, ketika fisik itu mendominasi. Sampai ada sindiran di sosial media bahwa orang yang good looking itu akan mendapatkan privilege khusus. Karena sekarang ini seolah-olah kita menghambakan diri kepada urusan fisik yang rupawan. Maka pastikan saat kita berdoa kepada Allah agar pilihan kita itu bukan berdasarkan syahwat. Syahwat itu tetap diperlukan nanti dalam pernikahan, akan tetapi pada saat kita memilih pasangan itu karena adanya ketakwaan, kebaikan, kebutuhan, dan menyelesaikan amanah-amanah atau meraih goals dalam kehidupan kita. Kalau kriteria agama dan ketakwaan yang dijadikan standar dalam menjatuhkan pilihan pasangan hidup, maka itu akan selalu mendatangkan keberkahan dan hal-hal yang tidak terduga, dibandingkan dengan orang yang menikah karena urusan fisik dan finansial.
16.Manajemen hati terhadap rasa takut pada pernikahan. Pada saat menunggu momen akan menikah, dimana hari pernikahan sudah ditetapkan, pihak keluarga juga sudah sepakat, maka banyak orang merasakan keraguan yang luar biasa. Lalu hatinya jadi menderita dan ia merasa tersiksa ketika waktu terus berjalan. Kebimbangan demi kebimbangan saat seseorang sudah menetapkan target hari pernikahan. Ada sisi di hatinya yang menganjurkan agar dibatalkan saja pernikahannya. Pada saat khitbah sudah dilakukan, tanggal sudah ditentukan, maka kalau ada perkara yang membuat kita ragu itu didominasi oleh setan yang masuk ke hati kita untuk mengacaukan semua yang sudah kita lewati dalam proses pernikahan. Setan itu bernama Qorin. Ia selalu membuat perasaan kita was-was dan ada keraguan di hati kita pada saat kita akan melakukan ketaatan. Setan Qorin inilah yang membuat memori kita terbang kemana-mana dan kita mudah termakan hasutannya. Tanpa kita sadari kita telah masuk perangkapnya. Kita makan satu per satu umpan yang dia berikan. Sampai akhirnya banyak orang yang sudah tinggal menikah, lalu tiba-tiba membatalkan pernikahannya tanpa alasan yang jelas. Kecuali memang ada alasan yang syar’i yang dapat dimaklumi. Tapi kalau alasan yang dipilih itu bukan alasan yang syar’i, maka itu jelas salah.
17.Apa upaya yang dapat dilakukan tatkala dilanda keraguan pada detik-detik akhir menuju pernikahan? Yang pertama, menyadari bahwa hal ini bisa saja disebabkan oleh Qorin yang berusaha menghalangi kita dari syariat agung yang bernama pernikahan. Ketika kita sudah menyadari hal ini, maka langkah kedua adalah mendekat dan berdoa kepada Allah untuk mengalahkan pengaruh Qorin dalam diri kita. Minta Allah untuk membuat Qarin ini agar tidak lagi menganggu kita. Langkah yang ketiga, yakin kepada Allah (husnuzan), karena pengaruh setan itu akan datang kepada mereka yang hatinya masih galau. Saat kita mengalami keraguan, maka setan akan mengatakan agar kita tidak memilih dia, karena dia bukan orang yang terbaik. Tidak sedikit orang yang merasa menyesal ketika dia kembali ke mantan nya saat sudah mau menikah. Ternyata mantan nya lebih buruk dari orang yang akan dia nikahi. Pada saat kita sudah mengucapkan ijab Kabul, maka Qorin nya langsung hilang.
18.Imam Ibnu Qayyim berkata, “Kalau kamu ketemu dengan anjing galak, maka jangan melawan anjing galak itu, karena kamu akan terluka atau tergigit (bahkan bisa terkena rabies). Tetapi kalau kamu ketemu anjing yang menghalangi kamu dalam perjalanan di satu jalan, maka mintalah pemilik anjing itu untuk mengambil anjingnya dan memasukkan anjing itu ke pekarangan rumahnya. Sehingga anjing itu tidak mengganggu kamu ketika berjalan di depan rumah.“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar