20 Des 2023

Pusaran Desir Cinta Insan Manusia

 Pusaran Desir Cinta Insan Manusia | Me & My Half Dien - Day 2

Pengajian : Ustadz Oemar Mita

Tanggal 15-12-23

Sumber: Mosfeed Premium

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

*Cinta itu seperti pohonapabila rajin disiram dia akan tumbuh begitu kuat, mengakar pada jiwa.*

 

1. Dalam kehidupan ada banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Terkadang takdir seperti cuaca yang tidak bisa kita prediksi 100%. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk jatuh hati dengan kadar yang sama dengan hati kita. Ini agar kita bisa menyiapkan hati dengan berbagai kondisi yang terkadang tidak sesuai dengan harapan kita, sehingga tidak frustasi dan depresi. Banyak orang yang tidak siap menerima konsep takdir ketika cintanya tidak terbalaskan. Padahal ini salah satu kenyataan yang harus kita dalami. Kita harus bisa menghadirkan pada pikiran dan hati kita bahwa cinta itu terkadang frekuensi dan nadanya tidak seirama dengan frekuensi dan nada yang kita miliki pada hati kita, sehingga kita bisa mengimani takdir dan mendapatkan takdir yang lebih baik.  

2. Cinta hanya milik Allah semata. Cinta itu bukan milik kita, tetapi hak prerogatifnya Allah. Allah yang menumbuhkan rasa suka atau tidak suka pada hati kita. Kita tidak bisa mengatur siapa yang kita cintai dan siapa yang kita benci. Tetapi kita hanya bisa menjalani rasa cinta yang Allah anugerahkan kepada kita. Kenapa Allah menumbuhkan cinta kepada fitrah kehidupan manusia? Allah ingin melihat apakah dengan rasa cinta yang Dia berikan, manusia masih bisa tetap taat kepada-Nya. Bukan kita yang bisa menguasai hati kita dan hatinya orang lain. Ada orang yang tidak merespons rasa cinta kita kepadanya. Bukan karena mereka jahat atau buruk, tetapi memang tidak ada rasa cinta dalam hatinya untuk kita. Dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan.

3. Rasulullah  adalah manusia yang sempurna. Beliau adalah laki-laki terbaik yang pernah lahir dalam kehidupan manusia. Tetapi ternyata sejarah membuktikan bahwa Rasulullah  pernah melamar seorang wanita yang bernama Ummu Hani atau Fakhitah yang menolak pinangan dari Rasulullah ﷺ. Ummu Hani merasa dia punya anak dan tanggung jawab, maka akhirnya beliau menolak dengan halus lamaran dari Rasulullah .

4. Rasulullah  bersabda, “Sebaik-baiknya wanita Arab adalah wanita Quraisy, Kalau mereka punya anak, maka ia akan memberikan cintanya kepada anaknya. Dan mereka tidak pernah menyia-nyiakan hak suaminya.”

5. Surat An-Najm ayat 43: Wa annahụ huwa aḍ-ḥaka wa abkaa. Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.

6. Surat An-Najm ayat 43 di atas memberikan sebuah perenungan yang luar biasa. Ternyata kita tidak bisa mengendalikan diri kita sendiri, kapan kita bisa tertawa dan menangis. Kalaulah kita saja tidak bisa mengendalikan hati kita, kapan kita bisa tertawa dan kapan bisa menangis, apalagi tentang hatinya orang lain. Ada sebuah kata-kata indah dari doa Rasulullah , “Ya Allah jangan Engkau mencela saya, terhadap apa yang Engkau kuasai dan tidak aku kuasai.“ Apa yang dimaksud oleh Nabi Muhammad  di dalam hadits itu? Yaitu ketika beliau memiliki banyak istri, maka beliau dapat bersikap adil kepada istri-istrinya dan tidak berbuat zalim. Tetapi Rasulullah  lebih mencintai Aisyah RA daripada cintanya kepada istri-istri yang lain. Walaupun cintanya kepada Aisyah RA itu lebih besar, beliau tidak mengistimewakan haknya Aisyah RA dibandingkan dengan haknya istri-istri yang lain. Beliau tetap bersikap adil. Tetapi hatinya tetap lebih tertambat kepada Aisyah RA.

7. Dalam perjalanan kehidupan, bisa jadi kita ketemu dengan seseorang yang senada dan seirama dengan diri kita. Dia menyambut dan menerima khitbah kita, sehingga akhirnya terjadi pernikahan. Tetapi terkadang ada banyak orang yang pintu hatinya ditutup, sehingga tidak bisa membalas kita dengan perlakuan yang sama. Bukan karena mereka buruk, tetapi mereka juga tidak bisa mengendalikan hatinya, sama seperti kita yang tidak bisa juga mengendalikan hati kita. Jangan pernah membenci dan menaruh dendam kepada siapapun yang pernah menolak kita. Alasan membenci hanya karena cinta kita tidak direspon olehnya. Ini bukan alasan yang tepat dan membuat kita boleh bermusuhan. Bagaimana kita bisa menyalahkan orang atas sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan? Kalau kita masih menyimpan rasa benci dan dendam kepada orang yang menolak kita, maka ini sama artinya kita tidak kasihan dengan diri kita sendiri. Maka sekarang mulailah untuk menghapus namanya dari pikiran kita agar tidak menguras energi kita.

8. Ketika ada cinta yang menghilang, yang lebih baik akan datang. Ikhtiar kita dalam menjemput jodoh adalah kita harus siap dengan kondisi apapun. Kadang kita tidak bisa langsung menemukan orang yang kita inginkan dan ia mau menerima pinangan (khitbah) kita. Itu adalah ujian dari Allah supaya kita kelihatan syukurnya dan dapat mengelola cinta itu untuk menambah ketaatan kepada Allah. Tetapi kalau ada di dalam takdir kehidupan kita orang yang tidak membalas atau merespons cinta dan harapan kita, maka biarlah dia berlalu. Biarkan kereta itu lewat, karena mungkin ada kereta lain yang akan datang di saat yang baik, sesuai dengan harapan kita. Mungkin orang yang tidak menerima khitbah atau taaruf kita adalah orang yang baik, tapi bisa jadi dia bukan orang yang tepat untuk diri kita.

9. Bagaimana cara untuk menumbuhkan keyakinan dalam hati untuk menjalani hari-hari kita selanjutnya? Kalaupun kita berjumpa dengan orang yang ternyata tidak berjodoh dengan diri kita, maka kita tidak perlu dendam. Kisah Salman Al Farisi RA yang ditemani oleh sahabatnya Uwaimir bin Malik RA (Abu Darda RA) ketika akan melamar seorang wanita dari suku Anshar. Ternyata hati gadis dari suku Anshar itu tidak tertambat kepada Salman, tetapi justru tertambat kepada Abu Darda. Akhirnya Abu Darda menikahi wanita yang tadinya dia lamar untuk sahabatnya Salman. Ummu Darda RA ini memang terkenal kecantikannya, makanya ketika Abu Darda wafat, banyak orang yang melamar Ummu Darda. Salah satunya Muawiyah RA. Tetapi Ummu Darda menolak lamaran dari Muawiyah RA karena beliau ingin bertemu dengan suaminya Abu Darda nanti di surga. Rasulullah  bersabda, “Seorang wanita nanti akan bersama dengan suaminya yang terakhir saat berada  di surga.“ Jadi Ummu Darda ingin suami terakhirnya adalah Abu Darda.

10.Abu Darda RA dan Ummu Darda RA pernah juga mengalami masa-masa yang bergelombang dalam pernikahan mereka. Ini terjadi pada saat Abu Darda tersengat cinta hanya kepada urusan akhirat. Apa yang terjadi? Abu Darda jadi tidak tertarik lagi kepada istrinya. Beliau tidak lagi mencampuri istrinya. Malamnya beliau selalu mengerjakan sholat malam, dan pagi harinya beliau berpuasa. Pada suatu waktu Ummu Darda bertemu dengan Salman Al-Farisi RA. Salman bertanya tentang sahabatnya Abu Darda. Pada saat itu Ummu Darda berkata, “Sahabatmu sudah tidak ada lagi hajat kepada diriku. Kalau malam dia sholat malam tanpa tidur. Kalau siang ia dalam kondisi berpuasa.” Perhatikan, bahwa apa yang pernah mereka lalui tidak membuat Salman menjauh dari Abu Darda. Mereka tetap menjadi sahabat yang dipertemukan karena iman. Iman itu lebih tinggi dari rasa kecewa. Salman tidak kecewa dengan Abu Darda. Maka akhirnya Salman menginap di rumah Abu Darda dan memberitahukan kepada Abu Darda yang seharusnya dia lakukan. Setiap kali Abu Darda ingin sholat malam, maka ia disuruh tidur oleh Salman. Hal ini terjadi berulang-ulang. Sampai akhirnya Salman menemani Abu Darda RA sholat malam pada sepertiga malam terakhir. Pagi harinya Abu Darda tidak mau menyentuh makanan yang dimasak oleh Ummu Darda. Pada saat itu Salman berkata, “Saya tidak mau makan kalau kamu tidak makan.” Abu Darda berkata, “Saya sedang berpuasa.” Salman tetap menyuruh Abu Darda untuk makan. Akhirnya Abu Darda membatalkan puasanya dan makan dengan sahabatnya. Pada saat itu Salman berkata, “Segala sesuatu itu ada haknya. Tubuhmu punya hak padamu, istrimu punya hak padamu, anakmu juga punya hak padamu. Maka berilah pada segala sesuatu itu haknya masing-masing. Dan jangan kamu melampaui batas.”

11.Kisah agung di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa orang beriman itu simpel. Ketika kita dipertemukan dengan orang yang pernah menolak kita, maka itu tidak perlu menjadi materi kebencian sepanjang hidup kita. Terkadang ketika kita ditolak jodohnya, maka bersabar. Tidak lama setelah Abu Darda menikah dengan Ummu Darda, maka akhirnya Salman mendapatkan jodohnya. Beliau diundang oleh sebuah kabilah yang terkenal (Kabilah Kindah). Ketua kabilah itu mengundang karena ingin mendapatkan keberkahan dari Salman. Saat datang ke sana Salman mendapatkan penghormatan yang luar biasa. Setelah menginap beberapa hari Ketua Kabilah itu menyatakan bahwa mereka punya seorang gadis cantik yang tidak ada laki-laki lain yang sepadan dengan Salman di kabilah tersebut, dan mereka ingin menikahkan gadis tersebut dengan Salman. Akhirnya Salman menikah dengan gadis itu dan mendapatkan 3 orang anak. Allah memberikan yang terbaik untuk kita. Bisa jadi orang yang dihindarkan dari kita, berarti memang tidak cocok dengan kebaikan hidup kita di masa depan.

12.Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Kalau kita suka dengan seseorang, maka cukuplah mengukir namanya di atas air. Supaya ketika kita tidak berjodoh dengannya, maka kita akan mendapatkan yang lebih baik. Jangan mengukir nama seorang laki-laki atau seorang wanita yang belum halal bagi kita di atas batu. Karena akan membuat kita berat untuk melupakan namanya. Sabar saja di ruang tunggu. Rasa cinta itu miliknya Allah. Apa yang Allah atur buat diri kita itu lebih baik daripada kita mengatur diri kita sendiri. Karena kita ini lemah dalam mengatur diri sendiri. Mudah bagi Allah untuk mengatur jodoh kita. Orang yang hari ini belum berjodoh dengan kita, itu karena dia punya orang lain yang cocok dengan dirinya. Kita juga akan berjodoh dengan orang baik yang cocok dengan diri kita. Apa yang Allah luputkan dari kita, itu karena tidak cocok dengan kita. Kalau kita tetap ridha dengan Allah, menjalankan ketaatan, dan selalu mengevaluasi diri (muhasabah), maka kita pasti dipertemukan dengan jodoh yang baik, tepat, dan cocok untuk diri kita.

13.Saat menjemput jodoh, cinta bukan yang utama. Orang yang menikah dengan cara yang syar’i (melalui proses taaruf), maka harus memahami beberapa hal. Pertamatidak harus cinta dulu sebelum menikah. Cinta inilah yang menjadi alasan orang yang ingin pacaran dulu sebelum menikah. Ia merasa pernikahan itu harus mendapatkan cinta yang diperoleh dari proses pacaran yang begitu lama. Ini adalah hal yang salah. Ketika kita akan menikah, yang terpenting adalah adanya sebuah dorongan dan kemantapan hati  untuk menikah dengan orang itu. Lalu cinta akan bertumbuh setelah kita mengadakan pernikahan yang disaksikan oleh Allah. Maka Allah lah yang akan menumbuhkan rasa cinta di dalam hati kita setelah kita menikah. Sebelum pernikahan itu tidak bisa disebut cinta. Karena sesungguhnya itu hanya dorongan yang terkadang berbalut syahwat dan hawa nafsu, kalau kita tidak hati-hati. Ada orang yang karena melihat proses taaruf yang singkat atau cepat, sehingga ia merasa tidak cocok dengan taaruf, karena belum merasa kenal. Akhirnya ia merasa ragu untuk menikah. Hal ini harus kita luruskan. Ini yang harus kita pahami bahwa tidak setiap pernikahan harus berlandaskan cinta terlebih dahulu. Dimana letaknya ibadah kalau seperti itu? Dimana letaknya kehormatan untuk merawat keluarga kita? Tidak semua pernikahan harus diawali dengan cinta. Hal yang harus kita pahami, setelah kita menikah maka cinta akan Allah tumbuhkan.

14.Apa hebatnya cinta yang ditumbuhkan oleh Allah dan bukan dari hawa nafsu? Cinta yang ditumbuhkan oleh hawa nafsu pasti akan berkurang karena kekecewaan. Kasih sayangnya akan menipis ketika kita mendapatkan ketidaksempurnaan. Tetapi cinta yang ditumbuhkan oleh Allah itu diberikan setelah ia menikah. Hal ini terdapat dalam Surat Ar-Rum ayat 21.

15.Surat Ar-Rum ayat 21: Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaaal litaskunuu ilaihaa wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fii żaalika la`aayaatil liqaumiy yatafakkarụn. Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

16.Dalam Surat Ar-Rum ayat 21 itu dijelaskan bahwa Allah menciptakan pasangan dari jenis kita sendiri. Allah mensyariatkan kita untuk menikah agar merasa tenang. Makanya banyak orang yang belum menikah itu sering merasa gelisah dan kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan dalam menikah. Di pertengahan ayatnya dijelaskan bahwa Allah lah yang akan memberikan kepada kita mawaddah dan wa rahmah. Apa bedanya mawaddah dengan wa rahmah? Mawaddah itu adalah cinta yang berbalut dengan ketaatan dan memiliki pengaruh (impact) yang sangat besar pada kehidupan seseorang di dalam pernikahan. Karena yang menumbuhkan rasa cintanya itu Allah. Ketika menikah mereka betul-betul menyandarkan niatnya karena Allah. Allah lah yang menentukan cinta itu akan mendatangkan mawaddah diantara mereka. Cinta itu bertumbuh ketika mereka saling melengkapi. Ketika kita menikah karena Allah, maka nanti Allah yang akan mengatur rasa cinta itu. Pada saat rasa kecewa datang, maka Allah yang akan menyembuhkan. Pada saat rasa cintanya berkurang, maka Allah yang akan menambahkan. Saat rasa sayangnya menipis, maka Allah yang akan menebalkan.  

17.Kenapa ada pernikahan yang tidak bertahan lama, walaupun kelihatannya dia adalah orang yang romantis? Karena cintanya tumbuh sebelum pernikahan dan dibalut dengan urusan syahwat. Ketika ia sudah mendapatkan yang ia inginkan, maka lambat laun kasih sayangnya akan berkurang dan cintanya menipis. Kenapa orang yang taaruf lebih bisa bertahan dibandingkan mereka yang mengandalkan dan mengumbar cintanya sebelum pernikahan? Karena ada Allah dalam pernikahannya. Allah yang akan menumbuhkan rasa cinta. Cinta yang ditumbuhkan oleh Allah itu lebih dahsyat daripada cinta karena pandangan mata yang berbalut dengan syahwat. Cinta yang tumbuh setelah pernikahan menimbulkan kebaikan dan keberkahan.  

18.Taaruf itu seperti kita meraba takdir. Setelah kita sholat istikharah ada kecondongan kepada seseorang. Hal ini sudah cukup untuk menjadikan kita menikah dengannya. Lalu kita serahkan rasa cinta ini kepada Allah. Allah lah yang akan menumbuhkan. Allah yang akan memberikan jaminan. Jaminannya ada di dalam Surat Ar-Rum ayat 21. Allah yang menjadikan diantara mereka mawaddah. Kecondongan hati yang ada, lalu dilanjutkan dengan pernikahan. Walaupun ketika mau menikah masih maju-mundur, tetapi telah ada kecondongan hati. Lalu ia ber-azzam menikah karena Allah. Maka Allah lah nanti yang akan memberikan mawaddah dan wa rahmah. Inilah yang nanti akan membuat keluarga itu berada di dalam sebuah kebaikan yang besar.

19.Banyak orang yang menganggap saat menikah itu harus mendapatkan rasa cinta dulu. Kalau klik nya sudah double double baru akan menikah. Kadang-kadang dalam proses meraba takdir (taaruf) klik nya itu cuma sekali. Memang belum tebal karena belum pernah berjumpa dan membersamai hari-harinya. Tapi ketika kita menikah dan terus mendekat kepada Allah, maka rasa cinta kita sebagai suami atau istri akan ditumbuhkan oleh Allah. Sesuatu itu, kalau sudah Allah yang menyertai, maka tidak ada yang akan bisa mengalahkan keagungan-Nya. Kalaupun mereka mengalami turbulence dalam kehidupan pernikahan, ketika menghadapi masalah dan cintanya teruji. Pada saat itulah Allah yang akan memberikan ketenangan dan menebalkan rasa cintanya serta memberikan kasih sayang. Pada saat sudah ada klik walaupun belum cinta, maka lakukan sholat istikarah sehingga lahirlah kemantapan. Lalu berbincanglah dengan orang tua kita. Dari satu klik (kecondongan hati) itu, serahkan pada Allah, lalu menikah. Nanti Allah yang akan mengatur agar gelombang cinta itu akan datang secara bertahap. Semakin lama gelombang cintanya, semakin tinggi dan memancar. Jadi tidak perlu cinta dulu sebelum menikah. Karena cinta yang tumbuh sebelum menikah itu justru membuat kita khawatir bahwa itu adalah dorongan syahwat. Biarkan cinta itu tumbuh setelah kita menikah.

20.Berlindunglah dari cinta buta. Hati kita itu lemah dan lebih rapuh dari gelas kaca ketika terbentur lantai. Oleh karena itu kita harus selalu mewaspadai cinta buta (love is blind). Anak muda sangat rentan terkena penyakit cinta buta. Cinta buta itu bisa diibaratkan seperti babi yang kalau berjalan dia bisa menabrak apa saja. Dia juga tidak peduli dengan apapun yang ditabrak. Akhirnya hanya akan menghasilkan kerusakan bagi obyek yang ditabrak. Ini sama dengan cinta buta. Kapan seseorang akan terkena penyakit cinta buta? Kita harus tahu dulu pemicunya, sehingga kita bisa menghindari pemicu-pemicu yang bisa menyebabkan seseorang terkena cinta buta.

21.Penyebab pertama dari cinta buta adalah ketika hati kurang terkoneksi dan terhubung dengan Allah.  Akhirnya ia jadi memuja benda, harta, manusia (materialisme). Memuja ini lebih parah dari sekedar memberi rasa. Ketika hati terlalu rapuh dan lemah, maka ia akan mudah tersengat cinta buta. Nama orang yang sudah kita masukkan ke dalam hati, maka proses untuk mengeluarkannya terkadang dapat memakan waktu di sepanjang kehidupan. Hati-hati dengan hati yang lemah. Kalau hati tidak kita proteksi sebagaimana benteng yang memiliki gerbang yang kuat, maka apalah artinya benteng kalau pintunya terlalu lemah? Kita membuat benteng itu supaya tidak mudah kemasukan atau kena infiltrasi dari orang yang berniat jahat. Itulah fungsinya benteng. Tetapi kalau benteng itu adalah hati kita dan kita biarkan pintunya rapuh, maka apapun bisa memporak-porandakan hati kita. Akhirnya kita bisa mendapatkan kejadian-kejadian yang tidak terduga.

22.Orang yang cinta buta tidak akan peduli dengan nasihat apapun yang disampaikan kepadanyaContoh: Dulu ada seorang ulama besar bernama Abdullah Al-Qasimi yang menjadi murtad (ateis) hanya karena terkena cinta buta kepada seorang wanita dari Beirut. Imam Qurthubi juga mengisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang biasa mengumandangkan azan, lalu ia tertarik kepada seorang wanita yang ia lihat saat berada di bawah bukit, ketika ia sedang mengumandangkan azan dari atas bukit. Dia ingin menjadikan wanita itu sebagai istrinya. Mahar dari wanita itu adalah dia harus murtad dari Agama Islam. Akhirnya dia murtad dari Agama Islam dan melamar wanita itu. Tragisnya dia mati di hari pertama pernikahan. Ia terjatuh dari loteng saat ingin memperbaiki atap rumahnya. Ada seorang laki-laki yang bernama Abdurrahman bin Muljam. Ia jatuh hati kepada seorang wanita bernama Qatham. Wanita ini mau menerima pinangan dari seorang laki-laki yang bisa membunuh Ali bin Abi Thalib RA. Kisah-kisah ini memberi kepada kita sebuah arti bahwa kita tidak hanya berlindung dari kemiskinan, kebodohan, dan kemunafikan. Tetapi kita juga senantiasa berlindung dari penyakit cinta buta. Karena ketika cinta itu buta, maka akan lebih parah daripada babi buta yang menabrak apapun. Akhirnya kualitas kehidupannya jadi berantakan ketika hatinya sudah dikuasai oleh penyakit yang menjadikan seluruh anggota badannya dan hatinya terpenjara. Dia hanya memikirkan yang ia puja. Ia akan menjadi lemah ketika harus melakukan aktivitas jauh dari orang yang dipuja.

23.Penyebab kedua dari cinta buta adalah karena mengumbar pandangannya. Contoh: Liat foto atau video di Instagram lalu hatinya tertambat dan ia jadi bisa mengorbankan apapun. Cinta buta bisa terkena pada orang yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Kalau sudah menikah, maka yang menjadi tumbalnya adalah pasangan dan anak-anaknya. Sekarang ini banyak orang yang sudah menikah, lalu melakukan selingkuh dan mengorbankan keluarganya. Ia tidak lagi peduli dengan tangisan anaknya. Kenapa? Karena cinta itu dapat memandulkan empati. Cinta buta bagi orang yang sudah menikah itu akibatnya lebih parah daripada orang yang belum menikah. Bagi yang belum menikah, maka kerusakannya hanya menimpa dirinya. Tetapi ketika cinta buta itu dirasakan oleh orang yang sudah punya keluarga, maka dampaknya bukan hanya kepada dirinya, tetapi juga keluarganya akan hancur.

24.Penyebab ketiga dari cinta buta adalah karena dia tidak punya sebuah target yang besar (goals) pada hidupnya. Akhirnya ia terperosok kepada urusan cinta yang menghamba kepada syahwat. Ia seperti manusia yang tidak ada ruh nya (seperti mayat hidup). Ia bertuhankan kepada syahwatnya. Orang yang punya goals besar dalam hidupnya akan membuat ia fokus kepada goals nya dan ini bisa menyelamatkan dia dari penyakit-penyakit seperti cinta buta. Orang yang tidak punya target besar akan disibukkan pada perkara-perkara yang remeh. Imam Ibnu Qayyim berkata, “Kalau kamu tidak disibukkan dengan ketaatan, maka kamu akan disibukkan dengan dosa.“ Makanya goals itu penting. Apa yang ingin kita hasilkan pada kehidupan kita? orang yang tidak punya target untuk sampai di puncak gunung, maka dia akan berhenti di tengah perjalanan, karena memang dia tidak punya target sampai di puncak gunung.

25.Hidup tak sekedar cinta. Dalam kehidupan kita sebagai anak muda, tidak harus selalu membicarakan masalah cinta. Kalau orang selalu mendengar lagu atau menonton film tentang cinta, maka ia hanya berada dalam masalah cinta. Padahal hidup itu tidak selalu dari perspektif rasa cinta. Prioritas hidup kita itu simpel dan sederhana. Jalani yang Allah perintahkan, tinggalkan yang Allah larang, dan berusaha mendapatkan cinta serta ridha dari Allah. Ada masalah lain yang lebih penting dari sekedar cinta. Contoh: Uwais al Qarni yang merawat ibunya yang sakit. Puncak dari kehidupan manusia bukan cinta. Cinta itu hanya bumbu penyedap dari tujuan kita untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang usianya diatas 30 tahun, tapi masih belum mendapatkan jodoh, bukan berarti Allah benci dengan dia. Tapi bisa saja Allah ingin agar dia menempuh jalan hidupnya Maryam bintu Imran yang tidak mendapatkan jodohnya sampai beliau wafat. Padahal beliau adalah wanita yang sangat dicintai oleh Allah.

26.Pada saat Allah memberikan sebuah ujian dalam pernikahan, sehingga hilang rasa cinta kepada pasangan, mungkin karena Allah ingin agar dia mendekat kepada Allah dan meletakkan cintanya hanya kepada Allah. Agar tidak ada dampak buruk saat dia terlalu mencintai seseorang lebih besar dari cintanya kepada Allah. Intinya tidak semuanya adalah masalah cinta. Ada hal-hal yang lain yang juga indah dalam kehidupan kita. Contoh: Perjuangan, pengorbanan, ketulusan, khidmat kepada orang tua, ketulusan. Jangan sampai itu semua jadi hilang hanya karena masalah cinta.

 

Tentang Hati yang Harus Dijaga

 Tentang Hati yang Harus Dijaga | Me & My Half Dien - Day 3


Pengajian : Ustadz Oemar Mita


Tanggal 16-12-23


Sumber: Mosfeed Premium


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


 


1. Meluruskan niat. Dorongan kita untuk menikah yang pertama itu bukan karena rasa cinta, tetapi pernikahan itu adalah ibadah yang kita berikan kepada Allah. Terkadang Allah memberikan ujian dalam pernikahan kita. Menikah karena hal ini merupakan ibadah kita kepada Allah, saat ini sudah mulai luntur. Hal ini karena masalah fisik dan materi adalah yang lebih menjadi pertimbangan bagi sebagian orang ketika akan menikah. Orang yang menikah karena paras, maka dia akan dihinakan dengan apa yang dia inginkan. Orang yang menikah karena harta, maka dia akan disiksa dengan kekurangan yang tidak ada ujungnya. Syarat pertama dari pernikahan adalah untuk mendapatkan keridhaan dari Allah. Inilah energi terbesar pada kehidupan kedua insan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Sang suami mengharapkan pahala di sisi Allah, demikian juga sang istri ingin mendapatkan pahala di sisi Allah.


2. Apa dampaknya kalau kita betul-betul mencintai seseorang di dalam pernikahan itu semata-mata untuk mencari keridhaan Allah? Yang pertama pada saat ia mencari pasangan, maka kriterianya adalah yang Allah ridhai. Orang yang bukan menikah karena Allah, maka caranya adalah melalui pacaran. Walimah yang ia pilih akan menggunakan konsep Barat yang tidak mencerminkan syariat Islam. Kriteria dalam memilih pasangan bukan yang sudah ditetapkan oleh Allah tetapi berdasarkan syahwat. Mungkin karena ia terkenal, kaya raya, dan memiliki perusahaan. Kalau menikah bukan karena Allah, maka semua pertimbangan, jalan, metode, yang berkaitan dengan pernikahannya tidak diprioritaskan kepada Allah. Tetapi mendahulukan yang dia inginkan dan konsep yang ia mau, tanpa melihat syariat yang ditetapkan oleh Allah. Orang yang menikah karena Allah, maka standarnya adalah yang Allah ridhai. Contoh: Menikahi seorang wanita karena ia memiliki hafalan Al-Qur’an yang sangat banyak, walaupun secara fisik mungkin agak kurang. Tetapi karena ada kebaikan dari wanita itu yang merupakan standar akhirat.  


3. Kedua, orang yang menikah karena Allah, maka ia akan mudah untuk menerima nasihat dari Allah dan Rasul-Nya di dalam pernikahan mereka. Kenapa dia mudah menerima nasihat yang datang dari Allah dan Rasul-Nya? Karena niatnya menikah itu memang karena Allah, sehingga apapun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya akan diterima. Pada saat ada kesalahan dalam biduk rumah tangga mereka, maka mereka akan gampang untuk menerima nasihat. Ada nasihat bagus dari seorang mediator kepada sepasang suami istri yang sudah mendekati proses perceraian. Mediator itu mengutip salah satu ayat dari Al-Qur’an (Surat Al-Baqarah ayat 237), “Jangan kamu melupakan keutamaan diantara kamu.“ Sepasang suami istri itu kemudian mengulang-ulang nasihat dari mediator itu selama 3 hari. Setelah 3 hari, maka mereka bertemu lagi dengan mediatornya. Akhirnya sepasang suami istri itu mengurungkan niatnya untuk bercerai, karena ingat keistimewaan dan kebaikan dari pasangannya yang mereka lupakan pada saat bertengkar. Pasangan yang menikah karena Allah, maka pada saat ada masalah mereka akan mencari solusi dan bukan mengumbar masalahnya di media sosial. Mereka akan bertanya kepada orang yang sholeh, yang lebih taat dan lebih tua dari mereka untuk membantu mereka melihat solusi yang tidak mereka lihat.


4. Ketiga, orang yang menikah karena Allah, pada saat mereka terluka dan mengalami kekecewaan, maka luka itu akan cepat pulih. Kenapa? Karena dia tahu bahwa dalam pernikahan itu tidak memburu kepuasan. Dalam pernikahan kita pasti akan pernah mengalami kekecewaan dan hati yang terluka. Mereka tahu dalam pernikahan itu memang tidak menjamin akan mendapatkan kebahagiaan setiap saat. Mereka menikah karena ingin mendapatkan pahala, bukan kerena ingin mendapatkan kepuasan atau kebahagiaan. Ini yang akan menjadi bahan evaluasi saat terjadi gesekan di dalam rumah tangganya.


5. Keempat, orang yang menikah karena Allah, maka apapun turbulance yang ada dalam kehidupan mereka segera mendapat pertolongan dari Allah. Dengan tiba-tiba Allah jadikan si istri lebih bersabar. Si suami akhirnya bertobat kepada Allah. Dengan 1001 cara yang Allah miliki untuk menjadikan hati mereka bertaut dan mencintai kembali. Walaupun sebelumnya mereka terbakar dengan rasa benci yang ada pada jiwa mereka. Ketika mereka mendapati masalah yang membesar, Allah yang akan memberikan mereka pertolongan. Ketika Allah berikan pertolongan, maka dengan mudahnya masalah itu dilalui. Akhirnya kehidupan mereka kembali normal. Menikah karena cinta itu tidak salah, tapi jangan ditempatkan di nomor 1. Nomor 1 nya itu tetap karena Allah. Menikah karena Allah itu seperti kita mengisi bahan bakar mobil 3000 CC dengan bahan bakar yang tepat. Mobil akan melaju dengan kencang. Mesin mobil juga bersih.   


6. Mengosongkan hati dan mengukur kebutuhan. Pernikahan itu sejatinya harus memberikan akurasi yang tepat. Kita mendapatkan jodoh sesuai dengan kebutuhan (hajat) kita, selain dari niat di poin yang pertama tadi. Pernikahan itu adalah bentuk ibadah kita kepada Allah dan untuk mendapatkan pahala dari sisi Allah. Pernikahan itu bukan hanya masalah cinta dan rasa, tetapi mengukur dengan akurasi yang tepat. Bahwasanya orang yang kita nikahi sesuai dengan kebutuhan kita dalam menjalani kehidupan. Jabir bin Abdullah RA adalah salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah ﷺ.  Beliau bisa memilih istrinya dari kalangan gadis, karena keilmuan dan kedekatan beliau dengan Rasulullah ﷺ.  Mudah baginya untuk mendapatkan gadis yang beliau inginkan. Tapi Jabir mengukur kebutuhannya. Ia memiliki beban yang banyak. Kalau dia memaksakan diri untuk menikah dengan seorang gadis. Dia khawatir adik-adiknya belum terbiasa untuk menerima wanita yang seusia dengan mereka. Si wanita juga akan berat kalau baru menikah sudah menerima beban adik-adik yang terlalu banyak. Itulah yang menjadi alasan Jabir memilih seorang janda.


7. Kenapa istri pertama Rasulullah ﷺ adalah seorang janda yang usianya lebih tua dari usia Rasulullah ﷺ? Saudagar kaya raya itu bernama Khadijah RA. Yang menjadi pertanyaan kita, kenapa Rasulullah ﷺ tidak dinikahkan dengan gadis yang kaya raya? Allah mengatur pernikahan Rasulullah ﷺ bukan sekedar yang menjadi kemauan Rasulullah ﷺ. Hal ini memberi pelajaran kepada kita. Allah mengatur dengan akurasi yang tepat. Bahwasanya kebutuhan Nabi Muhammad ﷺ itu besar, ketika beliau akan dipilih menjadi seorang Nabi dan Rasul. Beliau mendapatkan rezeki berupa kecintaannya kepada Khadijah RA. Hal ini sangat dibanggakan oleh Rasulullah ﷺ. Khadijah RA itu tepat menikah dengan Rasulullah ﷺ, karena sesuai dengan kebutuhan Rasulullah ﷺ. Dakwahnya Rasulullah ﷺ yang membutuhkan banyak dukungan finansial dapat di back up oleh Khadijah RA. Khadijah RA juga memiliki kedewasaan yang membuat dia dapat mendidik anaknya dengan baik. Hal inilah yang dibutuhkan oleh Rasulullah ﷺ ketika beliau melewati masa-masa berat ketika dihantam dengan berbagai macam ujian. Karakter Khadijah RA itu benar-benar tepat untuk mendampingi Rasulullah ﷺ. Akhirnya mudah bagi Khadijah RA untuk membenarkan setiap berita yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ. Interaksinya dengan pendeta Buhaira membuat beliau tahu bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah laki-laki yang diutus oleh Allah. Inilah pernikahan yang diukur berdasarkan kebutuhan.


8. Pernikahan jangan sampai hanya suka cita di media sosial. Contoh: Menikah dengan selebgram atau orang yang terkenal. Tetapi tidak kita sesuaikan dengan akurasi kebutuhan kita. Akhirnya terjadi gesekan yang bisa membakar apapun. Sebagaimana rumput yang kering, hanya mendapatkan kibasan angin pun bisa terbakar karena gesekan satu rumput dengan rumput yang lainnya. Jadi jangan sampai mata kita sudah dibutakan dengan keinginan. Kita harus berlindung dari cinta buta yang menjadikan kita tidak logis dan menolak semua nasihat. Kalau kita ingin menikah, maka lihat kurikulum kita ke depan itu mau kemana. Maka carilah pasangan yang sesuai dengan kurikulum kita ke depan. Yang bisa mem-back up kita. Bukan hanya semata-mata perayaan suka cita atas cinta yang bersatu. Tapi ada sebuah akurasi dari kebutuhan yang kita hadirkan dengan orang yang tepat untuk menemani kita menyelesaikan tugas dan amanah dalam kehidupan kita.


9. Kisah Salahudin Al Ayyubi. Ayahnya, Najmuddin Al Ayyubi yang sudah siap menikah, mendapat banyak tawaran gadis-gadis pilihan dari keluarga kerajaan. Salah satunya putri dari Malik Syah. Tapi beliau tidak ada hajat untuk menerima pinangan Malik Syah, walaupun secara urusan dunia dan syahwat semua itu ada untuk menjatuhkan pilihan kepada anak Malik Syah. Tapi Najmuddin Al Ayyubi tidak mau. Akhirnya Najmuddin mengukur kebutuhannya. Dia sedang gelisah memandang Baitul Maqdis yang belum kembali ke pangkuan kaum muslimin. Najmuddin ingin menikah dengan wanita yang mempunyai cita-cita yang sama dengannya, yaitu membebaskan Baitul Maqdis. Najmuddin kemudian ingin belajar kepada seorang Syeikh. Ternyata Syeikh itu sedang berbicara dengan seorang wanita yang selalu menolak pinangan dari banyak laki-laki, karena para laki-laki itu tidak mempunyai cita-cita yang sama dengannya. Wanita itu ingin dapat berperan dalam pembebasan Baitul Maqdis. Mendengar hal ini Najmuddin segera melamar wanita tersebut. Akhirnya lahirlah seorang anak yang bernama Salahuddin Al Ayyubi yang membebaskan Baitul Maqdis. Menikah itu berdasarkan kebutuhan. Kalau kita ingin anak kita suatu hari nanti bisa membebaskan Baitul Maqdis, maka carilah seorang wanita yang juga memiliki kecintaan kepada Baitul Maqdis.


10.Sholat Istikharah itu adalah sholat 2 rakaat yang bukan sholat wajib. Tujuannya untuk mengetuk dan membuka pintu langit, meminta jawaban kepada Allah, supaya kita mendapatkan keyakinan atas sebuah pilihan yang kita miliki. Tujuannya supaya pilihan kita berkesesuaian dengan pilihan yang datang dari Allah. Agar kita tidak salah jalan. Sholat Istikharah ini merupakan hal besar. Menurut Ustadz Oemar Mita ini adalah bagian dari karunia Allah. Betapa besarnya pertolongan Allah kepada orang yang beriman. Sehingga ketika ada orang beriman yang merasa bodoh dan bingung dengan pilihannya, maka Allah menurunkan sebuah syariat yang bernama Sholat Istikharah. Sholat Istikharah itu bukan hanya untuk membantu orang yang ingin menikah, tetapi dapat digunakan ketika kita menghadapi beberapa pilihan yang berbeda dan beragam, maka kita bisa menunaikan Sholat Istikharah. Contoh: Mau beli mobil. Menentukan bulan yang tepat untuk pergi umrah. Maka kita bisa mengerjakan Sholat Istikharah. Tetapi memang persepsi masyarakat kita sudah terlanjur salah. Sholat Istikharah hanya dipakai untuk pernikahan. Memang betul bisa dipakai untuk pernikahan, tetapi bukan hanya untuk pernikahan itu. Sholat Istikharah bisa dipakai ketika kita akan menikah dan di setiap perkara yang membuat kita bingung untuk menjatuhkan pilihan.


11.Rasulullah ﷺ bersabda, “Kalau kalian memiliki suatu keinginan dan merasa bimbang dengan pilihan itu, maka hendaklah kalian sholat 2 rakaat yang bukan sholat wajib (mengerjakan Sholat Istikharah). Sholat Istikharah ini dapat memberikan jawaban. Bagaimana cara memastikan jawaban dari Sholat Istikharah? Sebagian besar masyarakat kita mengartikan jawaban dari Sholat Istikharah itu lewat mimpi. Memang ada yang lewat mimpi. Tetapi mimpi itu bukan satu-satunya jawaban dalam Sholat Istikharah.


12.Mengenali jawaban hati sebelum menjatuhkan pilihan. Kadang-kadang ada pernikahan yang melalui jawaban dari mimpi. Tetapi tidak banyak jawaban Sholat Istikharah itu lewat mimpi. Kalau kita bimbang saat ingin melangkah dalam sebuah pernikahan, lalu di dalam pernikahan itu kita merasa bimbang apakah ingin melanjutkan atau berhenti, maka setidaknya ada 3 kondisi menurut Syeikh Al 'Utsaimin. Pertama, kalau kita dicondongkan hatinya untuk terus maju, dan Allah mudahkan dalam setiap urusan ke depannya, maka itu merupakan tanda dari Allah bahwasanya perkara itulah yang baik untuk kita. Dijadikan hati kita condong dan keyakinannya bertambah. Lalu dimudahkan semua perkara-perkara kita dalam menikahinya. Kedua, pada saat akan menikah kita menghadapi banyak turbulensi masalah yang timbul. Setiap selesai satu masalah, maka timbul masalah yang baru. Itu adalah tanda dari Allah agar kita berhenti dari setiap masalah yang timbul dan jangan diteruskan. Ketiga, bisa jadi pada saat seseorang melakukan Sholat Istikharah, ia diliputi keraguan. Tapi dia tidak mendapatkan kesulitan. Kalau kondisi yang ketiga ini agak susah. Dia agak ragu, tapi perjalanannya baik-baik saja. Syeikh Al 'Utsaimin menyarankan agar dia tetap melanjutkan perjalanannya, sembari meminta bantuan dan pertolongan dari Allah. Sholat Istikharah itu adalah syariat fikih yang wajib diketahui oleh setiap anak muda. Supaya ketika kita menikah itu betul-betul menyertakan jawaban Allah dalam setiap langkah yang dipilih. Bisa jadi ada orang yang menikah, lalu ia diliputi oleh banyak masalah. Mungkin karena dia tidak melakukan Sholat Istikharah. Bisa juga dia sudah mengerjakan Sholat Istikharah dan Allah juga sudah memberikan banyak tanda atau sinyal berupa banyaknya ujian. Akhirnya pernikahannya tidak berujung dengan kebaikan.  


13.Hati sebagai perangkat untuk memisahkan cinta dan nafsu. Jangan sampai syahwat itu menguasai pilihan hati kita. Lalu akhirnya menyebabkan tragedi dan penyesalan dalam hidup kita nanti. Orang yang menikah karena cantik dan ketampanan biasanya nanti akan diuji dengan kehinaan. Orang yang menikah karena harta itu biasanya akan diuji dengan kekurangan. Maka penting dalam proses menuju pernikahan, kita harus mengkondisikan hati kita. Hati harus dapat berfungsi untuk memisahkan syahwat agar tidak mendominasi pilihan. Jangan sampai syahwat menjadi raksasa yang mendominasi pikiran kita, sampai kita tidak bisa berpikir secara bijak saat ingin menentukan pilihan. Kalau syahwat sudah menutupi mata, maka dia tidak akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.


14.Imam Ahmad bin Hanbal tampil untuk memberikan contoh yang terbaik. Beliau benar-benar mengontrol hatinya. Wanita yang dia pilih sebagai istri justru yang tidak disukai oleh hawa nafsunya. Akhirnya pilihan itulah yang memberikan keberkahan kepada Imam Ahmad. Wanita yang dipilih oleh Imam Ahmad akhirnya melahirkan seorang anak yang bernama Abdullah. Istrinya benar-benar mendidik anak itu dengan sangat luar biasa sampai Abdullah pun menjadi ulama. Walaupun tidak seterkenal Imam Ahmad, karena potensi ilmunya tidak sebesar Imam Ahmad. Tetapi Abdullah itu termasuk ulama yang dikenal dalam Mazhab Hambali.


15.Ketika syahwat itu mendominasi maka seseorang akan menjatuhkan pilihan berdasarkan kriteria-kriteria duniawi yang tidak ada habisnya. Kalau kita memilih pasangan berdasarkan cantiknya, maka akan ada wanita yang lebih cantik dari istri kita. Kalau hanya memilih tampan semata, maka kita pasti akan kecewa, karena ada banyak orang yang lebih tampan dari suami kita hari ini. Hari ini kita hidup di zaman fitnah, ketika fisik itu mendominasi. Sampai ada sindiran di sosial media bahwa orang yang good looking itu akan mendapatkan privilege khusus. Karena sekarang ini seolah-olah kita menghambakan diri kepada urusan fisik yang rupawan. Maka pastikan saat kita berdoa kepada Allah agar pilihan kita itu bukan berdasarkan syahwat. Syahwat itu tetap diperlukan nanti dalam pernikahan, akan tetapi pada saat kita memilih pasangan itu karena adanya ketakwaan, kebaikan, kebutuhan, dan menyelesaikan amanah-amanah atau meraih goals dalam kehidupan kita. Kalau kriteria agama dan ketakwaan yang dijadikan standar dalam menjatuhkan pilihan pasangan hidup, maka itu akan selalu mendatangkan keberkahan dan hal-hal yang tidak terduga, dibandingkan dengan orang yang menikah karena urusan fisik dan finansial.


16.Manajemen hati terhadap rasa takut pada pernikahan. Pada saat menunggu momen akan menikah, dimana hari pernikahan sudah ditetapkan, pihak keluarga juga sudah sepakat, maka banyak orang merasakan keraguan yang luar biasa. Lalu hatinya jadi menderita dan ia merasa tersiksa ketika waktu terus berjalan. Kebimbangan demi kebimbangan saat seseorang sudah menetapkan target hari pernikahan. Ada sisi di hatinya yang menganjurkan agar dibatalkan saja pernikahannya. Pada saat khitbah sudah dilakukan, tanggal sudah ditentukan, maka kalau ada perkara yang membuat kita ragu itu didominasi oleh setan yang masuk ke hati kita untuk mengacaukan semua yang sudah kita lewati dalam proses pernikahan. Setan itu bernama Qorin. Ia selalu membuat perasaan kita was-was dan ada keraguan di hati kita pada saat kita akan melakukan ketaatan. Setan Qorin inilah yang membuat memori kita terbang kemana-mana dan kita mudah termakan hasutannya. Tanpa kita sadari kita telah masuk perangkapnya. Kita makan satu per satu umpan yang dia berikan. Sampai akhirnya banyak orang yang sudah tinggal menikah, lalu tiba-tiba membatalkan pernikahannya tanpa alasan yang jelas. Kecuali memang ada alasan yang syar’i yang dapat dimaklumi. Tapi kalau alasan yang dipilih itu bukan alasan yang syar’i, maka itu jelas salah. 


17.Apa upaya yang dapat dilakukan tatkala dilanda keraguan pada detik-detik akhir menuju pernikahan? Yang pertama, menyadari bahwa hal ini bisa saja disebabkan oleh Qorin yang berusaha menghalangi kita dari syariat agung yang bernama pernikahan. Ketika kita sudah menyadari hal ini, maka langkah kedua adalah mendekat dan berdoa kepada Allah untuk mengalahkan pengaruh Qorin dalam diri kita. Minta Allah untuk membuat Qarin ini agar tidak lagi menganggu kita. Langkah yang ketiga, yakin kepada Allah (husnuzan), karena pengaruh setan itu akan datang kepada mereka yang hatinya masih galau. Saat kita mengalami keraguan, maka setan akan mengatakan agar kita tidak memilih dia, karena dia bukan orang yang terbaik. Tidak sedikit orang yang merasa menyesal ketika dia kembali ke mantan nya saat sudah mau menikah. Ternyata mantan nya lebih buruk dari orang yang akan dia nikahi. Pada saat kita sudah mengucapkan ijab Kabul, maka Qorin nya langsung hilang.


18.Imam Ibnu Qayyim berkata, “Kalau kamu ketemu dengan anjing galak, maka jangan melawan anjing galak itu, karena kamu akan terluka atau tergigit (bahkan bisa terkena rabies). Tetapi kalau kamu ketemu anjing yang menghalangi kamu dalam perjalanan di satu jalan, maka mintalah pemilik anjing itu untuk mengambil anjingnya dan memasukkan anjing itu ke pekarangan rumahnya. Sehingga anjing itu tidak mengganggu kamu ketika berjalan di depan rumah.“